PALU – Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sulawesi Tengah menggelar Musyawarah Provinsi (Musprov) VIII pada 6–7 Desember di Hotel Jazz Palu.

Musyawarah yang berlangsung dua hari ini dibuka oleh Kadis Dispora Sulteng, Irvan Aryanto, dan turut dihadiri oleh Ketua IPSI Sulteng Mohamad Irwan Lapatta, Ketua KONI Sulteng diwakili Ketua Harian Ifan Taufan, serta unsur Forkopimda.

Sebanyak 43 peserta hadir dalam Musprov, terdiri dari 17 perguruan pencak silat se-Sulawesi Tengah yang terdaftar resmi di IPSI, 26 perwakilan pengurus kabupaten/kota, serta jajaran pengurus provinsi. Seluruh peserta telah disahkan melalui rapat pleno IPSI beberapa hari sebelumnya.

Dalam sambutannya, Ketua IPSI Sulteng Mohamad Irwan Lapatta menegaskan bahwa Musprov merupakan agenda wajib organisasi setiap empat tahun. Setelah dua periode menjabat, ia menyatakan siap menyerahkan tongkat estafet kepada generasi berikutnya.

“Ini Musyawarah Provinsi ke-8. Saya sudah memimpin dua periode dan sudah saatnya menyerahkan pucuk kepemimpinan kepada ketua baru,” ujarnya.

Irwan menyampaikan apresiasi kepada seluruh pengurus IPSI Sulteng yang selama ini bekerja keras menjalankan program. Menurutnya, banyak hal telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir, namun tidak sedikit pula kekurangan  harus diperbaiki oleh kepengurusan selanjutnya.

Irwan menuturkan bahwa IPSI Sulteng sudah menjalankan kegiatan konsolidasi organisasi ke seluruh kabupaten/kota, termasuk sejumlah gelaran kejuaraan. Namun, pelaksanaan sirkuit pencak silat yang menjadi ruang penting pembinaan atlet masih sangat terbatas akibat besarnya biaya penyelenggaraan.

Ia menjelaskan bahwa struktur pembinaan selama ini dibagi dalam empat rayon utama yang mencakup kabupaten/kota besar di Sulawesi Tengah, yaitu Rayon Banggai Raya,
Rayon Parigi–Pantura, Rayon Poso–Morowali
dan rayon Palu–Donggala–Sigi.

Irwan mengatakan, pola rayon tersebut, sangat ideal untuk pembinaan atlet, namun belum bisa berjalan maksimal akibat keterbatasan pendanaan. Ia berharap kepengurusan baru dapat memperkuat kembali pelaksanaan sirkuit agar dapat digelar rutin setiap tahun.

Irwan menyinggung proses penjaringan calon ketua IPSI Sulteng, hingga saat ini tercatat ada tiga nama mengambil formulir, namun baru satu mengembalikan, yakni Muhammad Akbar Andi atas Supratman, yang ia nilai sebagai calon kuat.

“Walaupun bukan pesilat, tetapi jejaring konektivitasnya sangat kuat, baik di pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, maupun pihak swasta. Saya yakin mampu melanjutkan perjuangan karena anak muda biasanya punya energi dan potensi luar biasa,” kata Irwan.

Dalam kesempatan tersebut, Irwan juga menekankan pentingnya membangun pembinaan atlet secara sistematis agar Sulawesi Tengah kembali menjadi daerah disegani dalam cabang pencak silat.

Ia berharap kepengurusan baru dapat menyelenggarakan pelatihan nasional minimal sekali setiap tahun, menghidupkan kembali agenda sirkuit provinsi 3–4 kali setahun, memperbanyak kejuaraan antar-kabupaten sebagai ajang pemetaan kualitas atlet dan menyiapkan atlet menuju Pra Pon, Pra SEA Games, hingga level internasional.

“Kami ingin atlet-atlet Sulteng kembali bersinar, kembali membawa pulang emas seperti dulu. Untuk itu kami berharap kepengurusan baru bisa memperkuat pembinaan, membuka akses pelatihan, dan memaksimalkan jaringan hingga ke pemerintah pusat,” ujar Irwan.

Ia menambahkan bahwa dengan ketua baru memiliki jejaring kuat, peluang untuk melirik potensi atlet Sulteng di tingkat nasional terbuka jauh lebih besar.

“Harapan saya, kedepan kekurangan yang ada bisa dibedah dan diperbaiki. Dengan pembinaan  matang, saya yakin atlet-atlet kita  mampu bersaing dan kembali mengharumkan nama daerah,” tutupnya.**