SIGI- UEB dan KUBE, Kelompok Usaha Bersama dirancang oleh pemerintah sebagai upaya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan.
Bedanya, jika KUBE adalah usaha dalam kelompok maka UEB masuk kategori usaha ekonomi perorangan. Program tersebut menjadi prioritas Dinas Sosial Kabupaten Sigi dalam Program Building Effective Network (BEN) yang merupakan kerja sama antara KARSA Institute dan NLR Indonesia juga Pemerintah Kabupaten Sigi.
Program dilakukan dengan pendekatan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM/CBR) sebagai bagian dari strategi utama untuk penyandang Disabilitas dan Terdampak Kusta.
Kabupaten Sigi melalui Data Tunggal Sosial-Ekonomi Nasional (DTSeN) untuk kategori Penyandang Disabilitas mencapai 13.447 orang.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Sigi, Hasbullah mengatakan, data tersebut masih mentah, belum pilah, menyebabkan kemungkinan angka disabilitas melejit dari tahun 2024 hanya mencapai 1.600-an.
Selain itu Hasbullah, menekankan tingginya angka tersebut membuat program pendekatannya harus berbasis pilah. Yaitu, mereka (penyandang) produktif dan non-produktif sehingga dipilihlah KUBE dan UEB sebagai produk utama dari komponen Sosial dari pendekatan RBM.
Hal tersebut dinyatakan dalam pertemuan Cluster Program BEN berlangsung di Kantor KARSA Institute, Selasa.
Prioritas tersebut, kata Hasbullah merujuk pada pengalaman dari program Dinsos Sigi di tahun 2024 di kecamatan Tanambulava. Program pelatihan dilakukan pada saat itu melibatkan 50 orang penyandang disabilitas.
Pelatihan tersebut berupa bioflog ikan air tawar dan kerajinan. Namun, keahlian didapat terkendala modal sebagai tindak lanjut pasca pelatihan.
“Harusnya tahun ini, tetapi kebijakan efisiensi membuat hal ini terkendala. Makanya dari BEN, melalui RBM kami (Dinsos) menjadikan KUBE dan UEB sebagai prioritas dari komponen Sosial RBM.” Katanya.
Point tersebut didorong sebagai ruang bagi para penyandang disabilitas dan terdampak kusta agar bisa mandiri secara ekonomi.
Tak hanya komponen sosial dalam pendekatan RMB. Kesehatan, Pendidikan, Pemberdayaan dan Penghidupan juga mengerucut pada strategi kunci dari setiap komponen induk.
Fasilitator khusus Sub-Cluster dan Cluster Program ini, Bachtiar, mengatakan dari lima komponen induk harus mendapatkan kegiatan prioritas dari setiap komponennya.
“Setelah Sub-Cluster memetakan beberapa program dari setiap komponen maka hari ini bagian dari Cluster, berfungsi memetakan satu kegiatan kunci dari setiap komponen.” Kata Bachtiar.
Bachtiar mengatakan, lima kunci strategi harus memiliki minimal satu kegiatan inti dan mewakili lintas dinas terlibat.
Hasilnya, dari Pendidikan didapatkan kegiatan Pendidikan dasar, Kesehatan menyangkut semua sisi kesehatan penyandang disabilitas dan terdampak kusta, pemberdayaan masuk dalam informatika melalui dinas Infokom kabupaten sigi.
Lima komponen dalam Strategi RBM tersebut, melibatkan lintas sektor di pemerintaha Sigi. Dinas Kesehatan, Pendidikan, Sosial, UMKM, Koperasi, Perindustrian termasuk Kesbangpol Sigi.**

