PALU – Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan (DPRP) Kota Palu menggelar sosialisasi penyelenggaraan bangunan gedung cagar budaya dan Peraturan Tata Ruang Kota Palu, di Gedung Juang, Kota Palu, Jumat (21/11) dan Sabtu (22/11).
Sosialisasi dikemas dalam dua agenda, yakni sosialisasi dengan menghadirkan berbagai komponen terkait, serta talkshow/podcast.
Sejumlah narasumber yang dihadirkan yaitu Singgih Budi Prasetyo Selaku TP2D Kota Palu, dan Dr Eng Ir Rifai Mardin, seorang akademisi Untad Palu.
Dari pihak DPRP Kota Palu dihadiri dua narasumber, yakni Ahmad Haryadi yang menjabat Kabid Pengendalian Ruang serta Kabid Perencanaan dan Pemanfaatan Ruang, Emy Awali.
Untuk talk show yang dilaksanakan Sabtu (22/11) besok, akan menghadirkan dua narasumber, yakni Renko Hutama Putra Tobondo selaku Ketua Ikatan Ahli Perencana Wilayah dan Kota Provinsi Sulawesi Tengah, dan Achmad Arwien Alfries yang saat ini menjabat Kepala Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan Kota Palu.
Singgih B Prasetyo dalam materinya mengutarakan bahwa perhatian pemerintah untuk bangunan cagar budaya di Kota Palu sudah sejak lama, namun dalam perjalanannya masih belum sesuai dengan harapan.
“Bangunan cagar budaya ini banyak persoalan yang harus diselesaikan, khususnya masalah administrasi,” ujarnya.
Singgih berharap agar seluruh stakeholder terkait dapat konsisten dalam melestarikan cagar budaya sebagai bagian dari sejarah untuk generasi di masa mendatang.
Di kesempatan yang sama, Kabid Pengendalian Ruang DPRP Kota Palu, Ahmad Haryadi, mengatakan, penyelenggaraan bangunan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Untuk tahun ini kita fokus melakukan sosialisasi terhadap penyelenggaraan bangunan gedung cagar budaya,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini bertujuan memberi kepastian hukum terkait objek yang diduga termasuk dalam cagar budaya yang ada di Kota Palu.
“Penetapan bangunan cagar budaya itu harus melalui mekanisme. Tidak hanya sekadar ditetapkan begitu saja tetapi harus mengikuti ketentuan dan aturan yang mengatur tentang cagar budaya,” ujarnya.
Sosialisasi hari pertama dihadiri puluhan dan sejumlah perguruan tinggi di Kota Palu serta sejumlah arsitek di Sulteng.

