PALU – Menteri Agama Republik Indonesia Prof Dr Nazaruddin Umar ,saat berkunjung baru baru ini di mesjid raya Baitulkhairaat, menyarankan pengurus Masjid Raya Baitulkhairaat Palu untuk melakukan studi pembelajaran atau benchmarking ke Masjid Istiqlal Jakarta sebagai contoh penerapan pengelolaan masjid modern yang terintegrasi.
Hal tersebut dikatakan kepala Dinas Cikasda Sulteng Rully Djanggola. Menurutnya, Masjid Istiqlal telah menjadi model pengelolaan rumah ibadah yang tidak hanya fokus pada aspek peribadatan, tetapi juga tata kelola administrasi, manajemen kebersihan, pemberdayaan jamaah, hingga pemanfaatan teknologi digital.
“Pak menteri Agama waktu berkunjung itu berharap pengurus mesjid bisa belajar atau studi banding ke Masjid Istiqlal. Malah pak menteri sampai sebutkan orang ahlinya di sana bernama pak Dr Hamzah untuk ditemui. Pengurus masjid bisa mempelajari contoh bagaimana rumah ibadah secara profesional, tertata, dan relevan dengan kebutuhan umat saat ini, termasuk juga pemeliharaan sound sistem nya ” jelas Rully Djanggola kepada media ini, Jumat (14/11).
Karo Kesra Sulteng Awaludin ikut membenarkan saran dari menteri Agama itu. Namun siapa saja yang akan diutus ke masjid Istiqlal Jakarta, pihaknya akan mengonsultasikan hal ini kepada Gubernur Sulteng Anwar Hafid.
“Iya benar itu saran dari menteri Agama tapi hal ini kami akan rapat kan terlebih dahulu dengan pak gubernur,” ujarnya.
Masjid Raya Baitul Khairat sendiri merupakan masjid terbesar dan termegah di Kota Palu Sulawesi Tengah.
Pembangunan masjid raya berdiri di atas lahan 4 hektare, termasuk area parkir kendaraan. Bangunan utama masjid bisa menampung sekitar 10.000 jamaah. Total pembangunan masjid Raya menggunakan anggaran sebesar Rp376 miliar yang bersumber dari APBD Sulteng.
Masjid Raya dilengkapi 18 kamar mandi terdiri wastafel 26 buah dank ran wudhu 350 buah. Jumlah bilik di dalam kamar mandi sebanyak 50 buah. Kloset jongkok 14 buah dan kloset duduk 28 buah. Sementara untuk tempat wudhu dalam bilik berjumlah 8 buah.
Masjid Raya Baitulkhairaat juga dilengkapi oleh sejumlah fasilitas dan sarana penunjang. Di antaranya ruang pertemuan, museum hingga perpustakaan.

