PALU – Pengurus Besar (PB) Alkhairaat mengharapkan pemberian gelar Pahlawan kepada Presiden RI ke-2, Soeharto, perlu disikapi secara bijaksana.

Bagi PB Alkhairaat, jasa besar Soeharto terhadap bangsa dan negara ini tak bisa disangkal.

Pernyataan ini disampaikan PB Alkhairaat, menyikapi polemik yang berkembang belakangan ini terkait pengusulan gelar pahlawan nasional kepada Soeharto. Sebagian ada yang mendukung, namun ada pula yang tidak setuju.

“Beliau terlibat langsung bahkan memimpin serangan militer terhadap agresi militer dari pihak asing khususnya Belanda, Jepang, Inggris. Peran Suharto juga harus dianggap signifikan untuk meraih kemenangan dan membebaskan rakyat dan bangsa Indonesia dari tekanan militer kaum imperialis,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB Alkhairaat, Jamaludin Mariadjang, Jumat (08/11).

Kata Sekjen, pada masa dulu, Soeharto mempunyai peran yang sangat nyata dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

“Masa-masa dimana beliau mempertaruhkan jiwa dan raganya demi tanah air dan bangsa. Mengingkari kenyataan ini adalah perbuatan yang tidak jujur. Sebagai anak bangsa, patut kita beri penghormatan atas jasa beliau termasuk menganugerahkan gelar pahlawan,” jelas Sekjen.

Menurutnya, jujur diakui bahwa Soeharto tidak lepas dari kekeliruan dan kesalahan ketika memimpin bangsa ini. Namun, kata dia, berbagai ketimpangan dalam kekuasaan tentu bukan hanya pada rezim orde baru yang dipimpin Soeharto. Ada oligarki disini yang melibatkan sebuah struktur kekuasaan.

“Dalam perjalanan bangsa ini, telah terjadi beberapa kali pergantian pemerintahan dan oligarki yang meninggalkan masalah yang berbeda. Ini dosa kekuasaan yang pertanggungjawabannya di hadapan Allah swt,” katanya.

Tetapi, lanjut dia, peran mereka dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, berada dalam dimensi lain.

“Ini soal pembelaan dan pembebasan tanah air dan bangsa yang membutuhkan pengorbanan jiwa dan raga. Mereka telah melakukan itu, dan kita patut menghargai dan menghormatinya,” tutupnya.