PALU — Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Kota Palu melaksanakan kegiatan Homestay di Desa Towale, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, selama tiga hari, mulai Jumat hingga Ahad (10-12/10). Kegiatan ini menghadirkan pengalaman langsung bagi para siswa untuk hidup bersama masyarakat desa dan mempelajari nilai-nilai sosial, budaya, serta keagamaan setempat.

Ustadz MAN Insan Cendeikia Palu, Ustadz Fandi Hasyim sebagai narasumber yang memberikan pembinaan dan refleksi nilai-nilai keislaman selama pelaksanaan homestay. Ia menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai sarana menumbuhkan empati sosial, kemandirian, serta kesadaran spiritual di tengah kehidupan masyarakat yang beragam.

“Homestay ini bukan sekadar tinggal bersama masyarakat, tetapi menjadi proses pembelajaran kehidupan yang sesungguhnya. Para siswa belajar langsung tentang kerja sama, kesederhanaan, dan makna ibadah dalam kehidupan sosial,” ujar Ustadz Fandi Hasyim, Senin (13/10) pagi.

Ia menerangkan, model kegiatan homestay dikemas dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok yang tinggal di rumah warga. Selama tiga hari kata dia, para peserta terlibat dalam berbagai aktivitas seperti membantu pekerjaan rumah tangga, mengikuti kegiatan keagamaan, hingga melakukan observasi budaya dan sejarah Islam di wilayah tersebut.

Tujuan utama kegiatan ini adalah menumbuhkan empati dan kepedulian sosial, membiasakan siswa beradaptasi dengan lingkungan yang beragam, menggali potensi riset sosial dan budaya, serta mempelajari nilai-nilai kearifan lokal di Desa Towale.

Desa Towale sendiri dikenal sebagai desa wisata religi dan budaya, dengan kekayaan alam seperti pantai berpasir putih, hasil tenun tradisional, serta situs bersejarah peninggalan Islam. Ia menerangkan, bahwa nama “Towale” berasal dari bahasa Kaili, yaitu To berarti “orang” dan Wale berarti “wali”, sehingga bermakna “Orang Wali”. Nama ini dikaitkan dengan tokoh penyebar Islam pertama di wilayah tersebut, Syekh Lokiyah, yang hidup pada abad ke-18.

Leih lanjut ia menerangkan, salah satu bukti peninggalan sejarah Islam di Towale adalah Masjid Auliya, yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Dan salahsatu masjid tertua di Kecamatan Banawa Tengah ini dibangun pada tahun 1813 dengan bahan batu kapur, dan hingga kini menjadi simbol dakwah serta peradaban Islam di Sulawesi Tengah.

Imam Masjid Auliya, dalam keterangannya, menyebut bahwa bangunan masjid tersebut sudah berusia lebih dari dua abad dan menjadi bukti kuat perkembangan Islam di Towale.

Selama kegiatan homestay, para siswa mengaku mendapatkan banyak pengalaman berharga, seperti berinteraksi langsung dengan warga, belajar adat istiadat, serta menelusuri sejarah perkembangan Islam di daerah itu. Mereka juga melakukan observasi untuk riset madrasah terkait potensi budaya dan religius masyarakat setempat.

Melalui kegiatan ini kata dia, MAN Insan Cendekia Kota Palu berharap para siswanya tidak hanya memperluas wawasan sosial dan budaya, tetapi juga memperdalam pemahaman spiritual serta menumbuhkan karakter peduli dan adaptif terhadap lingkungan.

“Kami berharap kegiatan seperti ini terus dilanjutkan karena memberikan manfaat besar bagi pembentukan karakter siswa yang berakhlak, berpikir ilmiah, dan menghargai nilai-nilai lokal,” tutupnya.