PALU – Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu kembali menggelar Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Tahun 2025, mulai tanggal 15 Oktober sampai 10 Desember 2025.

Untuk memperkuat peran mahasiswa peserta KKN, pihak UIN Datokarama juga telah memberikan pembekalan kepada mahasiswa, selama dua hari, Sabtu (11/10) sampai dengan Ahad (12/10).

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UIN Datokarama Palu, Dr. Sahran Raden, saat memberikan pembekalan, mengatakan, KKN ini menjadi ajang penting untuk mensinergikan peran antara dunia akademik dan pengabdian masyarakat.

Menurutnya, KKN bukan sekadar kewajiban akademik, tetapi juga bentuk nyata kontribusi kampus dalam pembangunan sosial.

Kata dia, KKN memiliki dampak signifikan bagi masyarakat, tidak hanya melalui kegiatan edukatif seperti penyuluhan kesehatan, kebersihan, dan pemberdayaan, tetapi juga melalui upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan.

Ia menilai, kegiatan KKN memberikan ruang pembelajaran praktis bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan kepemimpinan, pengelolaan program, serta keterampilan komunikasi yang berperan penting dalam membentuk kepribadian dan tanggung jawab sosial mereka.

“Melalui KKN, mahasiswa belajar menjadi bagian dari masyarakat, bukan sekadar pengamat. Mereka berperan aktif dalam mencari solusi atas berbagai persoalan sosial yang dihadapi masyarakat,” ujar Dr. Sahran.

Ia menambahkan bahwa KKN juga mempercepat proses pembangunan di tingkat lokal dan menjaga keterhubungan yang erat antara perguruan tinggi dan masyarakat.

Meski demikian, ia tidak menutup mata terhadap sejumlah tantangan yang dihadapi mahasiswa di lapangan, salah satunya adalah tingkat partisipasi masyarakat yang masih perlu ditingkatkan agar hasil program lebih berkelanjutan.

Karena itu, kata dia, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan metode komunikasi yang efektif agar masyarakat lebih terlibat aktif dalam setiap kegiatan KKN.

Di kesempatan itu, Sahran juga menyampaikan beberapa kluster KKN Tematik, antara lain kluster Lingkar Kampus yang diarahkan pada kegiatan keagamaan, sosial budaya, pendidikan, teknologi informasi, serta ekonomi masyarakat.

Dalam kluster ini, kata dia, mahasiswa akan menggelar dialog lintas agama dan budaya, festival budaya, pemberdayaan perempuan dan masjid, pelatihan literasi digital, pengembangan platform e-learning, serta workshop pembuatan konten edukatif dan keamanan siber.

“Selain itu, mahasiswa juga melaksanakan pelatihan kewirausahaan, inkubasi bisnis startup, pengembangan akses modal dan pendanaan, bazar produk lokal dan UMKM, serta sosialisasi anti-bullying dan anti kekerasan di sekolah,” katanya.

Sementara itu, kluster Lingkar Industri difokuskan pada pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan industri.

Program yang dijalankan meliputi pelatihan kewirausahaan, pengenalan manajemen bisnis dan keuangan, penelitian dan pengembangan teknologi terapan, serta kegiatan pelestarian lingkungan seperti pengelolaan sampah, efisiensi energi, dan penghematan air.

“Mahasiswa juga akan memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat sekitar kawasan industri, mencakup upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesadaran hidup sehat,” ujarnya.

Kluster Moderasi Beragama menjadi salah satu fokus utama yang bertujuan memperkuat komitmen kebangsaan, menanamkan sikap toleransi, anti kekerasan, dan penerimaan terhadap keberagaman budaya dan kearifan lokal.

Program ini menyasar berbagai kalangan, mulai dari birokrasi, aparatur sipil negara, dunia pendidikan, perusahaan milik negara dan daerah, partai politik, hingga kelompok keagamaan dan masyarakat adat.

Rumah ibadah seperti masjid, gereja, pura, dan vihara dijadikan lokasi sosialisasi untuk memperkuat nilai-nilai moderasi beragama di tengah masyarakat yang plural.

Selain itu, kluster Kampung Religi difokuskan pada penguatan nilai keagamaan di tingkat desa melalui berbagai kegiatan seperti Gebyar Subuh Berjamaah, pesantren kilat, pemberdayaan taman pengajian Al-Qur’an, serta sosialisasi zakat, wakaf, dan sadaqah.

Mahasiswa juga akan membantu menjadikan masjid sebagai pusat pelayanan masyarakat dengan menghadirkan layanan publik seperti pembuatan KTP, akta kelahiran, dan SIM. Program lain yang dijalankan mencakup sosialisasi jaminan produk halal, penurunan stunting, dan pendampingan administrasi pelayanan publik di desa.

Lebih lanjut Sahran mengatakan, pelaksanaan KKN Tematik ini bukan hanya tugas mahasiswa, tetapi juga bagian dari pengabdian dosen kepada masyarakat.

Para dosen, kata dia, diharapkan melaksanakan kegiatan berbasis hasil penelitian yang dapat diterapkan di lokasi KKN, sekaligus mendorong mahasiswa agar aktif berpartisipasi.

Menurutnya, pengabdian masyarakat ini juga menjadi bagian penting dalam penilaian kinerja dosen, termasuk sebagai sarana memperoleh angka kredit untuk kenaikan jabatan akademik serta menghasilkan karya pengabdian yang dapat dipublikasikan di jurnal ilmiah.

Bagi mahasiswa, KKN menjadi wadah pembelajaran lintas disiplin yang mengajarkan mereka untuk berpikir dan bekerja secara interdisipliner serta pragmatis ilmiah.

“KKN bukan hanya kegiatan akademik, tetapi juga cermin dari tanggung jawab sosial kampus dalam membangun bangsa melalui pengabdian yang berdampak,” pungkasnya.