Di jaman narsisme menjadi budaya seperti sekarang ini, sering kita jumpai status di sosial media ada-ada saja yang menuliskan status: “Alhamdulillah bangun shalat Tahajud.”, atau “sedih cuma tiga juz setiap hari”.
Memang tidak berhak kita men-judge seseorang itu berbuat riya hanya dari status facebooknya, karena hanya Allah yang berhak menghakimi. Namun, alangkah lebih baik jika kita menyembunyikan amalan yang kita lakukan, sampai-sampai tak ada seorang pun yang tahu.
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, hamba yang hatinya selalu merasa cukup dan yang suka mengasingkan diri,” (HR. Muslim)
Mengasingkan diri yang dimaksud dalam hadits ini adalah mengasingkan amalannya agar tidak terlihat orang lain. Mungkin amalan itu sah-sah saja untuk diperlihatkan pada orang lain, apalagi dalam dakwah atau berfastabiqul khairat.
Tapi dibanding itu menyembunyikan amalan itu amat jauh lebih baik.
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS. Al Baqarah: 271).
Pesan ini juga kami utamakan bagi para wanita. Pengguna media sosial juga didominasi oleh wanita, dan boleh jadi perilaku mengemukakan amalan juga, paling sering dilakukan oleh wanita. Padahal Allah menganjurkan agar wanita lebih utama bila beramal di kesepian.
Sebagaimana shalat terbaik bagi wanita adalah yang dilakukan di kamarnya sendiri.
“Shalat seorang wanita di rumahnya lebih utama baginya daripada shalatnya di pintu-pintu rumahnya, dan shalat seorang wanita di ruang kecil khusus untuknya lebih utama baginya daripada di bagian lain di rumahnya,” (HR. Abu Daud).
Namun demikian, sekali lagi, riya itu urusan hati. Hanya diri kita sendiri yang bisa mendeteksi adakah unsur riya’ atau ujub dalam postingan tersebut.
Tapi perlu kita mewaspadainya, sebab sifat itu ibarat semut hitam yang berjalan di kegelapan. Kadang kita tak mampu mendeteksinya, dan baru terasa bila sedikit demi sedikit ada rasa bangga dalam diri kita. Itulah, bahayanya! Wallahu’alam
NURDIANSYAH (PEMIMPIN REDAKSI MEDIA ALKHAIRAAT)

