PARIMO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) akan melaksanakan pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) malaria di delapan kecamatan yang masih memiliki kasus aktif.
Plt Kepala Dinkes Parimo, I Gede Widiadha, menjelaskan pelaksanaan RDT baru dapat dilakukan setelah pihaknya menerima dana Bantuan Tak Terduga (BTT) dari pemerintah daerah. Dana tersebut digunakan untuk mendukung pengadaan alat tes malaria di lapangan.
Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada 20 Oktober 2025 sebagai langkah memperkuat deteksi dini dan pencegahan penyebaran penyakit.
“RDT akan dilakukan di delapan kecamatan yang ditemukan kasus malaria. Semula kami ingin menjangkau seluruh wilayah kabupaten, namun karena keterbatasan anggaran, kegiatan difokuskan pada daerah dengan laporan kasus aktif,” ujarnya, Senin (6/10).
Adapun delapan kecamatan yang menjadi sasaran kegiatan yakni Moutong, Taopa, Lambunu, Bolano, Tinombo Selatan (wilayah kerja Puskesmas Sidoan), Sigenti, Ampibabo, dan Sausu.
I Gede menambahkan penanganan malaria di Parimo mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penanggulangan Kasus Luar Biasa (KLB), sehingga intervensi diarahkan secara spesifik pada wilayah yang masih ditemukan kasus aktif.
Dalam lima hari terakhir, tidak ada laporan kasus malaria baru dari puskesmas. Kondisi ini dinilai sebagai hasil positif dari intervensi yang telah dilakukan, seperti pengobatan pasien, penyemprotan insektisida, serta edukasi masyarakat.
“Total sekitar 200 pasien malaria yang sebelumnya terlapor sudah dinyatakan sembuh, dan hingga kini tidak ditemukan penularan baru,” jelasnya.
Melalui pelaksanaan RDT mendatang, Dinkes Parimo berharap dapat memperkuat pemantauan serta pencegahan dini penyebaran malaria, khususnya di wilayah rawan menjelang akhir tahun.
“Kami berharap pelaksanaan RDT nanti berjalan lancar sesuai target dan tidak ada lagi laporan kasus baru,” pungkasnya.