PALU – Ketua Utama Alkhairaat, Habib Sayyid Alwi bin Saggaf Aljufri, menegaskan bahwa kemuliaan dan kebesaran Nabi Muhammad Shalallah alihai wa salam bukan bersumber dari kedudukan, harta, atau nasab, melainkan lahir dari akhlak dan kepribadian beliau yang luhur. Hal itu disampaikan dalam amanat pada peringatan Milad ke-98 Alkhairaat yang dirangkaikan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW, Ahad (28/9) malam, di Kompleks Alkhairaat Jalan SIS Aljufri, Palu.
Dalam tausiyahnya, Ketua Utama menekankan bahwa akhlak Rasulullah SAW merupakan teladan utama bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan. Kemuliaan yang dimiliki Rasulullah lahir dari kepribadian dan akhlaknya yang mulia. Karena akhlak itulah Allah mengangkat beliau sebagai teladan bagi umat manusia.
Selain itu, Habib Alwi juga mengingatkan bahwa warga Alkhairaat harus terus berpegang pada ajaran pendiri Alkhairaat Guru Tua (SIS Aljufri). Serta senantiasa menekankan pentingnya menjadikan Rasulullah SAW sebagai figur panutan dalam perjuangan dan pengabdian.
Dalam kesempatan itu, Habib Alwi juga menggambarkan keagungan Nabi Muhammad SAW dengan mengisahkan perbedaan antara keindahan rupa Nabi Yusuf Alaihai Salam dan kemuliaan Rasulullah SAW. Menurutnya, jika keindahan rupa Nabi Yusuf membuat orang terpesona, maka kepribadian Nabi Muhammad SAW memancarkan kharisma dan wibawa yang jauh lebih agung.
“Para sahabat bahkan tidak sanggup menatap wajah Rasulullah SAW secara langsung karena keagungan beliau,” ujar habib.
Lebih jauh, Ketua Utama Alkhairaat mengingatkan jamaah bahwa kesempurnaan Rasulullah SAW tidak hanya pada fisik, tetapi juga pada sikap, kesederhanaan, dan kasih sayang. Ia mencontohkan bagaimana Nabi tetap rendah hati meski menjadi pemimpin besar.
“Nabi pernah menenangkan seorang pemuda yang gemetar di hadapannya dengan berkata, ‘Aku bukanlah seorang raja, aku hanyalah anak dari seorang wanita Quraisy yang biasa makan dendeng,’” kisah habib.