POSO – Yayasan Panorama Alam Lestari (Y.PAL) Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, menggelar Lokakarya Pemangku Kepentingan, di Hotel Kartika, Kayamanya, Kamis (25/9).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program TOGETHER (Towards Greater Effectiveness and Timeliness in Humanitarian Emergency Response) dengan tema pemulihan pascagempa berbasis kolaborasi.
Direktur Y.PAL, Yopi Hary, menegaskan gempa 5,7 Magnitudo yang mengguncang Kecamatan Pamona Tenggara meninggalkan kerusakan serius, tidak hanya pada infrastruktur tetapi juga melumpuhkan aktivitas pendidikan dan memperburuk kondisi kelompok rentan.
“Pascabencana butuh koordinasi intensif agar tidak ada tumpang tindih bantuan, kebutuhan lebih terpetakan, dan arah kebijakan jelas menuju rehabilitasi-rekonstruksi,” ujarnya.
Yopi juga menyoroti urgensi akses Dana Siap Pakai BNPB, penyediaan ruang belajar darurat untuk anak PAUD hingga SMP, serta mobilisasi sumber daya lintas sektor.
Yopi menekankan pentingnya koordinasi erat dan kesamaan persepsi dalam pemulihan berkelanjutan pascagempa di Poso.
Kepala BPBD Poso, Darma Metusala, menambahkan pihaknya terus memutakhirkan data kerusakan dan kerugian sebagai dasar penyusunan langkah rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Identifikasi korban, kerusakan, hingga perumusan perbaikan sarana publik menjadi fokus kami,” jelasnya.
Lokakarya ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan, termasuk BPBD Poso, Bapelitbangda, Dinas Pendidikan, Dinkes, Dinsos, Dinas PUPR, Kesbangpol, Camat Pamona Tenggara, Kapolres, Dandim 1307, PT Poso Energi, LSM, hingga organisasi kampus.