Semua orang pasti penah merasa malas melakukan suatu hal. Malas bisa menyerang siapapun, dimanapun dan kapanpun.
Dalam psikologi, malas merupakan keengganan seseorang melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan.
Malas bisa bermacam-macam, diantaranya tidak disiplin, suka menunda sesuatu, menolak tugas, mengundurkan diri dari kewajiban, dan selalu mencari-cari alasan.
Tentunya, sikap ini merupakan sesuatu yang tidak baik dan merugikan baik di masa kini terlebih di masa depan. Lalu mengapa malas bisa hadir? Banyak sekali sebab munculnya rasa malas.
Pertama, rasa malas hadir karena hati kita lebih tertarik pada yang mengasyikkan atau membuat kita lebih terlena.
Kedua, rasa malas hadir karena belum adanya kesungguhann hati untuk berkomitmen mendisiplinkan diri, baik dalam hal waktu tugas maupun ibadah.
Jika seseorang tidak benar-benar mengikrarkan diri dan berusaha mati-matian untuk melawan malas, sampai kapanpun malas akan mudah menyerang.
Ketiga, faktor pergaulan. Bagaimana kita mau disiplin belajar, ibadah dan mengerjakan tugas sementara kita bergaulnya dengan orang-orang yang malas, suka hura-hura , dan sebagainya.
Oleh karenanya, Islam sangat menjunjung tinggi optimisme, kerja keras, dan berusaha sekuat tenaga.
Jiwa seorang Muslim sejati adalah yang meyakini bahwa rezeki Allah SWT sangatlah berlimpah, dan disediakan bagi siapapun yang mampu menggapainya dengan semangat dan etos kuat.
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS al Jumu’ah [62] : 10)
Ada perbedaan antara harapan dan angan-angan. Harapan selalu dibarengi dengan usaha, sementara anganangan atau kemalasan hanyalah angan-angan kosong. Semoga kita dijauhkan dari sifat malas.
Kalau begitu bagaimana cara mengusir malas? Secara teori baik dalam tinjauan psikologis dan motivasi banyak cara. Tetapi, coba deh resep yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alayhi Wasallam.
Pertama, memahami konsep waktu. “Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah waktu sehatmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu.” (HR. Imam Bukhari).
Pahami benar pentingnya waktu. Kalau ada hal paling misteri di muka bumi ini, itulah waktu. Mengapa kita tidak boleh menunda apalagi malas, karena waktu tak ada yang bisa jamin.
Dan, boleh jadi saat kita menunda suatu pekerjaan pada suatu waktu, eh ternyata kala waktu itu tiba, datang kesibukan lainnya. Akhirnya apa? Ya ujung-ujungnya, semua gak ada yang terlaksana. Jatuh deh kredibilitas diri kita.
Oleh karena itu, kita harus benar-benar memahami konsep waktu ini dengan baik. Sebab waktu tak akan pernah bisa kembali. Itulah mengapa Imam Ghazali mengatakan yang terjauh dari hidup kita itu adalah waktu.
Kedua, milikilah mental bersegera dalam kebaikan dan ampunan-Nya. Setelah memahami pentingnya waktu, ikutilah perintah Allah Ta’ala untuk kita bersegera dalam kebaikan dan ampunan Allah Ta’ala. Ya, kalau dengar adzan, berjuanglah untuk bisa sholat tepat waktu, syukur berjama’ah ke masjid.
Ketiga, berdoalah kepada Allah Ta’ala. Trik dan tips apapun tidak akan benar-benar menyelamatkan diri kita dari malas jika tanpa pertolongan Allah kepada kita.
Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam mengajarkan kita sebuah doa agar dilindungi dari sifat malas.
“Ya Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada keluh kesah dan dukacita, aku berlindung kepada-Mu dari lemah kemauan dan malas, aku berlindung kepada-Mu daripada sifat pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan hutang dan kezaliman manusia.” (HR Abu Dawud). Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)