TOWUTI, LUWU TIMUR – Masyarakat, pemerintah, hingga tenaga teknis, dengan dukungan PT Vale Indonesia Tbk, terus bergerak mempercepat pemulihan akibat kebocoran pipa minyak di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, beberapa hari lalu.
Masyarakat dari desa-desa terdampak tidak tinggal diam. Mereka dengan sukarela turun membantu pembersihan titik-titik terdampak bersama tim teknis di lapangan.
Hingga hari keenam, warga dari Langkea Raya, Lioka (Dusun Malindoe), Baruga, Matompi, dan Timampu ikut serta dalam pemulihan bantaran sungai dan sawah.
Respon cepat dan kepedulian PT Vale dalam menangani kebocoran pipa minyak tersebut mendapatkan apresiasi dari Kepala Desa Langkea Raya, Marianus Rombe Bunga.
“Bisa kami katakan respon PT Vale ini luar biasa. Semua terlibat, PT Vale bersama kontraktornya. Kemudian petinggi-petinggi Vale juga turun langsung ke lapangan, luar biasa,” kata Marianus yang dihubungi media ini, Kamis (28/08) malam.
Tak hanya itu, kata Marianus, PT Vale juga menyiapkan semua fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan masyarakat yang terjun langsung melakukan pembersihan sungai.
“Semua disiapkan PT Vale, termasuk alat safety seperti kantong plastik, kaos tangan dan lainnya. Memang penanganan dari Vale luar biasa, dari hulu itu sampai di desa saya itu mungkin ada sembilan ttiik tempat penyaringan oli yang disediakan,” ujarnya.
Marianus menambahkan, semua warga di desa yang terdampak kebocoran pipa minyak tersebut, terlibat dalam pembersihan sungai yang dialiri minyak.
Kata dia, walaupun desanya, Desa Langkea Raya, jauh dari pusat kebocoran pipa, namun aliran minyak tersebut sampai di sungai yang ada di desanya.
“Lokasi kebocoran dengan desa kami cukup jauh tapi ada dampaknya ke sungai, karena oli yang mengalir dan sungai menjadi hitam,” ujarnya.
Namun, kata dia, kondisi itu terjadi beberapa saat sebelum setelah kebocoran pipa. Saat ini, kata dia, kondisinya sudah berbeda setelah dilakukan pembersihan sungai.
“Jadi kondisi sekarang tidak sama lagi seperti sebelumnya. Air hanya terlihat agak mengkilat saja karena minyak, tapi tidak lagi hitam,” katanya.
Marianus belum bisa memastikan sampai kapan pembersihan sungai dilakukan, tergantung kondisi di lapangan.
“Kita belum tahu bagaimana kondisi di hulu, apakah masih mengalir sisa-sisa minyak atau tidak. Kalau pipanya yang bocor memang sudah diperbaiki,” katanya.
Marianus juga menyampaikan sisi positif dari kegiatan pembersihan sungai akibat kebocoran pipa minyak milik PT Vale tersebut.
Kata dia, selain mempercepat aliran minyak di sungai, kondisi sungai saat ini juga menjadi bersih dan airnya lebih lancar.
“Jadi pembersihan sungai ini kami lakukan dengan mengeluarkan ranting-ranting atau sampah yang ada di sungai. Kemudian Vale menyiapkan lagi mobil untuk mengangkut sampah-sampah yang dikeluarkan dari sungai,” ujarnya.
Ia berharap, kebocoran pipa tidak terjadi lagi ke depan, mengingat dampak lingkungan yang ditimbulkan, khususnya yang ada di hulu di Desa Lioka.
“Harapan kami sebagai kepala desa agar PT Vale tetap mempertahankan komitmennya untuk menjaga lingkungan,” tutupnya.
PT Vale sendiri mendukung upaya ini dengan memastikan seluruh kegiatan dilakukan sesuai standar keselamatan, membekali masyarakat dengan pembekalan yang sesuai keperluan di lapangan sehingga semangat gotong royong tetap berjalan dengan aman.
“Sebagai warga kampung di sini, kami merasa terpanggil untuk ikut membantu agar pemulihan lebih cepat. Ini kampung kami, mari kita jaga bersama. Kami percaya PT Vale juga hadir sebagai bagian dari kehidupan di sini,” ujar Batteng, warga Longkea Raya.
Sementara itu, Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, menyampaikan apresiasi atas semangat kebersamaan yang ditunjukkan masyarakat, pemerintah, dan PT Vale.
“Kami melihat sendiri bagaimana kolaborasi terjalin di lapangan,” katanya.
Sesuai laporan sementara, kata dia, penyebab kejadian masih dalam proses investigasi oleh tim ahli dan mengumumkan bahwa bencana kebocoran pipa minyak Marine Fuel Oil (MFO) sejak hari pertama sampai 14 hari ke depan yakni 5 September 2025 akan dintinjau kembali.
“Karena itu, kita harus menunggu hasil resmi, bukan berspekulasi. Yang jelas, kebersamaan ini adalah modal besar bagi Towuti untuk bangkit kembali,” kata Irwan.
Ia menambahkan, sinergi seperti ini memperkuat resiliensi daerah menghadapi tantangan, dan mengapresiasi kesiapan PT Vale untuk terbuka dan hadir bersama masyarakat dalam proses pemulihan.
Direktur sekaligus Chief Sustainability & Corporate Affairs Officer PT Vale, Budiawansyah, menegaskan bahwa perusahaan menempatkan masyarakat dan lingkungan sebagai prioritas utama.
“Kami telah menyusun rencana pemulihan sosial dan lingkungan yang komprehensif dengan melibatkan para ahli di bidangnya. Ini adalah tanggung jawab moral kami sekaligus pembelajaran penting agar kesiapsiagaan ke depan semakin kuat. Dengan sinergi pemerintah, masyarakat, dan PT Vale, kami percaya Towuti bisa bangkit kembali #BersamaUntukTowuti,” ujar Budiawansyah.