PALU– Keberadaan enam Indikasi Geografis (IG) di Sulawesi Tengah terbukti memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Hal tersebut dibahas dalam rapat persiapan pengawasan IG digelar Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi Tengah (Kanwil Kemenkum Sulteng) pada Selasa (26/8).
Enam IG tersebut adalah Ikan Sidat Marmorata Poso, Tenun Ikat Donggala, Bawang Goreng Palu, Tenun Nambo Banggai, Kelapa Babasal Banggai, dan Salak Pondoh Simpang Raya Banggai.
Kakanwil Kemenkum Sulteng, Rakhmat Renaldy, menyebutkan bahwa produk IG memiliki nilai jual lebih tinggi dibanding produk biasa. “Tenun Ikat Donggala dan Tenun Nambo Banggai, misalnya, kini memiliki pangsa pasar lebih luas karena sertifikasi IG menjadi jaminan mutu,” jelasnya.
Rakhmat menambahkan bahwa IG bukan hanya menguntungkan produsen, tetapi juga menggerakkan sektor pendukung seperti pariwisata, perdagangan, dan UMKM. “Jika reputasi produk terjaga, konsumen percaya, pasar berkembang, dan ekonomi lokal ikut tumbuh,” tegas Rakhmat
Rapat menghasilkan rekomendasi penguatan tim pengawasan dan sinergi multipihak untuk memastikan keberlanjutan IG. Dengan langkah tersebut, diharapkan produk IG Sulteng terus memberi dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
“Indikasi Geografis bukan hanya label, tapi sumber kesejahteraan bagi masyarakat. Kita harus menjaganya bersama,” tutup Rakhmat.***