POSO – Pihak Pondok Pesantren (Ponpes) Babul Khair membantah adanya praktik bullying di lingkungan pendidikannya, usai mencuat dugaan perundungan yang dilaporkan orang tua salah satu santri ke Polres Poso.

Penanggung jawab Ponpes, Umar Abdu, menegaskan bahwa insiden yang terjadi hanyalah perkelahian biasa antar santri, bukan aksi bullying seperti yang ramai diberitakan.

“Kita harus paham dulu seperti apa itu kasus bullying. Tidak ada kasus itu. Luka lebam yang disebutkan itu karena perkelahian semata antara para santri. Tidak benar jika disebutkan santri sengaja diadu berkelahi oleh para seniornya,” kata Umar kepada wartawan, Kamis (21/8).

Sebagai bentuk keterbukaan, pihak ponpes bahkan memanggil sejumlah santri untuk memberikan penjelasan langsung kepada awak media.

“Silakan tanyakan langsung jika kurang yakin,” ujarnya.

Umar juga membantah isu yang menyebut kasus serupa sudah dua kali menimpa santri berinisial ASK. Menurutnya, perkelahian tersebut hanya terjadi satu kali.

“Tidak benar jika dua kali terjadi. Perkelahian itu hanya sekali. Tolong ini diluruskan,” jelasnya sambil menunjuk salah satu santri yang terlibat perkelahian.

Meski begitu, pihak ponpes mengaku mengetahui adanya laporan orang tua santri ke Polres Poso.

“Itu hak setiap orang. Namun pada dasarnya apa yang disampaikan itu berbeda dengan fakta yang ada pada kami,” pungkas Umar.

Kasus ini sebelumnya mencuat setelah orang tua santri berinisial ASK melaporkan dugaan perundungan ke pihak berwajib. Mereka berharap laporan tersebut diproses sesuai hukum agar kejadian serupa tidak terulang.