PALU – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu, Mohammad Arif Lamakarate, menyerahkan bantuan hibah operational support dari PT United Tractors (UT) Tbk Cabang Palu, kepada Bank Sampah Mutiara RT 02/RW 05, Kelurahan Birobuli Utara, Kamis (21/08).
Penyerahan bantuan tersebut dirangkai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT United Tractors Tbk Cabang Palu dan Bank Sampah Mutiara.
Kepala DLH Kota Palu, Mohammad Arif Lamakarate, berharap, langkah kolaboratif ini menjadi upaya nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan di Kota Palu.
“Melalui MoU antara PT United Tractors dan Bank Sampah Mutiara, kita menghadirkan semangat kebersamaan dalam mengelola sampah agar bernilai guna serta memberikan dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat,” ujarnya.
Arif mengapresiasi PT United Tractors Tbk Cabang Palu atas komitmen CSR yang diwujudkan melalui pilar UTREES (United Tractors for Nature and Environment Sustainability).
Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa sektor swasta dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun kota yang berkelanjutan.
Ia berharap, Bank Sampah Mutiara mampu menjadi motor penggerak perubahan perilaku masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah sejak dari rumah tangga.
Bank Sampah juga diyakini mampu meningkatkan nilai ekonomi dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan masyarakat.
“Kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat adalah kunci untuk menciptakan Palu yang bersih, sehat, dan hijau. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga dan mengembangkan program bank sampah ini agar benar-benar memberikan manfaat besar bagi warga,” ajaknya.
Arif menambahkan, hingga saat ini, di wilayah Birobuli Utara sudah ada dua pelaku usaha yang berkolaborasi dalam pengelolaan sampah, termasuk PT United Tractors dan perusahaan migas di sekitar bandara.
Perusahaan migas tersebut, sebelumnya telah menandatangani MoU dengan TPS3R Kelurahan Petobo, Palu Selatan.
“Harapannya, sampah yang ditimbulkan oleh UT juga bisa dikelola oleh Bank Sampah Mutiara. Sesuai perundang-undangan, kita wajib mengelola sampah kita sendiri. DLH bertugas mengangkut, sementara masyarakat dibantu untuk memilah. Sampah memiliki nilai ekonomi jika dipilah,” jelasnya.
Arif juga menyebut, saat ini timbulan sampah di Kota Palu mencapai 170 ton per hari, terdiri dari 71 persen sisa makanan, 11 persen sampah plastik, serta sisanya logam dan jenis lain.
Dari jumlah itu, kata dia, baru sekitar 3 ton per hari yang sudah dipilah, yang manfaatnya telah dirasakan langsung oleh para supir dan buruh pengangkut sampah.
Dia menjelaskan bahwa melalui bank sampah, sampah rumah tangga bisa dikembangkan menjadi berbagai usaha produktif.
“Ada usaha magot yang pakannya dari sampah organik. Mari kita coba lakukan pemilahan. Kalau tidak punya lahan untuk menyimpan, bisa setor ke bank sampah induk di TPA Kawatuna,” katanya
Pemkot Palu, tambahnya, terus mendorong pengelolaan sampah berbasis 3R (reduce, reuse, recycle) sebagai bagian dari upaya pengurangan timbulan sampah.
Kehadiran bank sampah di setiap kelurahan diharapkan menjadi salah satu solusi konkret dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan peninjauan kondisi Bank Sampah Mutiara bersama sejumlah pejabat yang hadir.