POSO – Kasus dugaan bullying di Pondok Pesantren (Ponpes) Babul Khair, Kelurahan Moengko Lama, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, tengah menjadi sorotan publik.
Seorang santri berinisial ASK (12) diduga menjadi korban perundungan oleh santri senior, hingga akhirnya kasus ini dilaporkan ke Polres Poso.
Orang tua korban melayangkan laporan setelah tidak terima dengan kondisi anaknya yang mengalami luka fisik.
Saat ditemui wartawan di kediamannya, korban terlihat dalam keadaan demam dengan suhu badan tinggi.
“Kami melapor karena melihat sendiri anak kami terluka. Ini bukan kejadian pertama, sebelumnya juga pernah terjadi, tapi kami masih mencoba percaya pihak pondok bisa menyelesaikan. Nyatanya terulang lagi,” ungkap ayah ASK dengan nada sedih, Selasa (19/8).
Korban mengaku, aksi perundungan dilakukan dengan cara dipaksa berkelahi dengan teman seangkatannya oleh santri senior. Jika menolak, mereka mendapat ancaman.
“Kalau tidak berkelahi, kami diancam sama kakak-kakak senior,” tutur ASK.
Sejumlah santri lain juga membenarkan kejadian serupa, namun sebagian besar memilih bungkam karena takut melaporkan kepada orang tua.
Menanggapi hal tersebut, pihak yayasan Ponpes Babul Khair membantah adanya praktik bullying.
Melalui sambungan telepon, pimpinan yayasan menyebut peristiwa itu hanya perkelahian antar santri. Sementara penanggung jawab pondok, Abdu Umar, hingga kini belum memberikan keterangan meski sudah dihubungi.
Kasus ini semakin ramai setelah kabar dugaan bullying viral di media sosial Facebook warga Poso. Warganet menilai peristiwa tersebut sebagai bentuk lemahnya pengawasan internal pesantren.
“Pesantren seharusnya jadi benteng moral dan pendidikan agama, bukan malah tempat anak-anak terluka,” tulis salah satu komentar warganet.
Hingga kini, kasus dugaan bullying tersebut masih ditangani aparat Polres Poso.