Suatu ketika Rasulullah saw. bertanya, “Siapa di antara kalian yang berpuasa di hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Lalu Rasulullah saw. bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah amal-amal itu menyatu dalam diri seseorang malainkan dia akan masuk surga.” (HR. Muslim)

Begitulah seorang mukmin yang shaddiq (sejati), begitu antusias menggunakan setiap kesempatan untuk memperbanyak amal shalih. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan surga. “Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabb-mu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.” (Al-Hadid: 21)

Begitulah perilaku para sahabat Rasul, Sehingga keadaan mereka seperti yang digambarkan Allah swt dalam firman-Nya., “Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam, dan pada akhir-akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Dan, pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (Adz-Dzariyat: 17-19)

Banyak beramal shaleh, akan menguatkan iman kita. Jika kita kontinyu dengan amal-amal shaleh, Allah akan mencintai kita.

Dalam sebuah hadits qudsy, Rasulullah saw. menerangkan bahwa Allah berfirman, “Hamba-Ku senantiasa bertaqarrub kepada-Ku dengan mengerjakan nafilah sehingga Aku mencintainya.” (Shahih Bukhari no. 6137)

Untuk diketahui bahwa iman dengan ibadah, amal shaleh dan akhlak mulia itu segaris lurus, memang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan karena saling keterkaitan.

Semakin kuat iman seseorang, semakin nikmat ibadahnya, semakin semangat amal shalehnya dan semakin mulia akhlaknya, sebaliknya lemah iman, malas ibadah, tidak bergairah beramal sholeh dan akhlakpun menjadi kurang baik.

Karena itu perhatikan dalam Al-qur’an, iman ibadah, iman amal, iman akhlak (QS Al Mu’minuun1-10).

Jadi orang beriman yang khusyu’ ibadah itu akhlaknya mulia, setelah takbir iapun tebarkan salam, seseorang semakin mengenal Allah, semakin  menghinakan diri dihadapan Allah, maka tidak heran kalau seseorang banyak istigfar, buahnyapun ia sangat rendah hati pada umat manusia.

Oleh karena itu, mulai dari sekarang mari kita perbanyak amal shaleh.  Misalnya saja mengerjakan shalat berjamaah, tadarus Al-Quran, berzikir, bersedekah, bersilaturrahmi, atau perbuatan lainnya.

Semua itu merupakan bekal bagi kita di akhirat kelak. Semua perbuatan baik yang merupakan amal shaleh pasti akan mendapat balasan dari Allah SWT. Balasan tersebut adalah surga yang selalu kita rindukan.

Dalam surat Al-Quran Allah SWT menegaskan bahwa bagi manusia yang mengerjakan amal shaleh dijanjikan Surga Adn yang mengalir sungai-sungai dibawahnya.

“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya”. (Al-Bayyinah: 8)

Hanya amal shaleh yang berasal dari keimanan kepada Allaah Subhanahu Wata’ala, keyakinan akan keadilan-Nya, dan hanya berharap akan rahmat-Nya yang akan membawa manfaat dalam kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)