PALU – Pakar Filsafat Agama Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Profesor Lukman Thahir mengemukakan bahwa moderasi beragama sebagai pendekatan, yang salah satu tujuannya untuk membangun dan meningkatkan kesadaran global umat beragama atas pentingnya kerukunan dan kedamaian.
“Semua manusia menginginkan kedamaian dan kerukunan. Nah, moderasi beragama berperan penting sebagai jalan tengah yang mengantarkan umat beragama saling berkolaborasi membangun kebersamaan, mewujudkan dan meningkatkan kedamaian serta kerukunan,” ucap Profesor Lukman Thahir, di Kota Palu, Selasa, sekaitan dengan Kondisi Kebebasan Beragama/Berkeyakinan di Indonesia.
Profesor Lukman Thahir yang merupakan Guru Besar sekaligus Rektor UIN Datokarama menegaskan bahwa, kesadaran global akan pentingnya kedamaian dan kerukunan, dipengaruhi oleh pemahaman, lingkungan sosial dan pengaruh budaya eksternal.
Maka moderasi beragama, ujar Profesor Lukman, harus menjadi pendekatan bersama semua umat beragama, untuk membentuk pemahaman umat beragama yang moderat, mewujudkan lingkungan sosial yang ramah, serta melestarikan budaya yang menjunjung tinggi
nilai kemanusiaan.
“Demi memperkokoh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan meningkatkan kualitas kebebasan beragama dan berkeyakinan dalam negara yang berasaskan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika,” ungkap Profesor Lukman.
Profesor Lukman Thahir yang juga Ketua PWNU Provinsi Sulawesi Tengah mengakui bahwa akhir – akhir ini, terdapat beberapa peristiwa yang menjadi tantangan dalam kebebasan beragama dan berkeyakinan.
Berdasarkan data SETARA Institute bahwa sepanjang tahun 2024, terdapat 260 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 217 peristiwa.
SETARA Institute juga menyampaikan dalam rilisnya bahwa hingga pertengahan tahun 2025, kasus-kasus intoleransi semakin marak.
“Peristiwa-peristiwa ini tentu menjadi tantangan yang sangat berarti, atas upaya pemerintah meningkatkan kualitas kerukunan dan kedamaian umat beragama,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa, sejauh ini Kementerian Agama dengan berbagai pihak terus menggencarkan peningkatan kualitas kerukunan dengan pendekatan moderasi beragama.
Data Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama mencatat bahwa Indeks Kerukunan Umat Beragama di Indonesia menunjukkan tren positif. Indeks KUB Tahun 2022 sebesar, 73,09. Sementara dua tahun berikutnya, indeks KUB sebesar 76,02 pada 2023, dan 76,47 pada 2024.
“Maka tugas kita semua yaitu menjaga, merawat dan meningkatkan kerukunan melalui peningkatan kesadaran global dengan pendekatan moderasi beragama,” imbuhnya.
“Dan UIN Datokarama ikut bertanggung jawab meningkatkan kerukunan umat beragama,” ucapnya.
Upaya meningkatkan indeks kerukunan umat beragama oleh UIN Datokarama, kata Profesor Lukman, terus digengencarkan. Pada aspek pendidikan, moderasi beragama diajarkan kepada seluruh mahasiswa di semua jenjang semester. Selain itu, UIN Datokarama juga melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Moderasi Beragama di 12 kabupaten dan satu kota di Sulawesi Tengah.
“UIN Datokarama juga terus menyosialisasikan moderasi beragama di masyarakat, lewat berbagai kegiatan – kegiatan pengabdian kepada masyarakat,” ungkap Profesor Lukman.***