PALU – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) turut menyukseskan kegiatan Forum Dekan Teknik Indonesia (FDTI) yang diselenggarakan di Universitas Tadulako (Untad) sejak tanggal 14 Juli hingga 17 Juli 2025.
Kegiatan itu membahas tantangan dunia pendidikan teknik di Indonesia yang tak hanya soal menghasilkan lulusan kompeten, tetapi juga bagaimana mampu merespons kebutuhan zaman melalui kepemimpinan, integritas akademik dan kolaborasi lintas sektor.
Fakultas Teknik Untad menjadi penyelenggara forum yang mempertemukan para dekan dan staf akademik dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Agenda utamanya, Dean’s Course, Staff’s Course dan Pra-Kongres FDTI 2025.
Ketua Umum FDTI, Prof. Selo ST., MT., MSc., PhD., mengatakan, Dean’s Course dirancang memperkuat kapasitas kepemimpinan para dekan agar lebih adaptif dalam mengelola sumber daya fakultas.
“Sedangkan Staff’s Course difokuskan pada penguatan perspektif manajerial staf sehingga tercipta kesetaraan dan sinergi di lingkungan kerja,” katanya.
Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada ini menyampaikan, isu integritas akademik turut menjadi perhatian utama dalam forum ini.
Kata dia, alumni fakultas teknik melahirkan lulusan yang menempati banyak posisi strategis di negeri ini, sehingga penting memastikan proses akademik tidak hanya menghasilkan kompetensi, tetapi juga integritas.
“Kegiatan ini menjadi wadah konsolidasi pemikiran, penyusunan kebijakan bersama, serta ajang pertukaran informasi, inovasi serta kolaborasi antarlembaga yang anggotanya dekan-dekan fakultas teknik se Indonesia,” kata Prof. Selo.
Forum FDTI dengan tagline “Sinergi dan Kolaborasi”, kali ini memberikan warna berbeda karena menggandeng pihak pengguna atau stakeholder PT IMIP dan pemangku kebijakan bidang pendidikan (Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi pada Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi Kemdiktisaintek), hingga alumni.
Ada beberapa tantangan utama yang dihadapi, antara lain kesenjangan antara kurikulum dengan kebutuhan industri terkini, khususnya dalam bidang digitalisasi, keberlanjutan dan manufaktur cerdas.
Pengalaman praktis yang link and match mahasiswa dengan dunia kerja nyata, masih kurang, termasuk minimnya perluasan akses terhadap pelatihan berbasis kompetensi, khususnya pada bidang emerging technologies (teknologi baru).
“FDTI ini menjadi ruang diskusi untuk merumuskan strategi nasional mengatasi tantangan-tantangan tersebut melalui kolaborasi, dengan skema magang industri terstruktur dan beasiswa,” kata Prof. Selo.
Dalam kegiatan yang diikuti 21 pengurus pusat FDTI, 82 Dean’s dan Staff’s Course, serta perwakilan dunia industri yang turut mendukung pelaksanaan event.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Republik Indonesia, Prof. Stella Christie, Ph.D., melalui Direktur Diseminasi, Pemanfaatan Sains dan Teknologi, Prof. Dr. Eng, Yudi Darma, M.Si., memaparkan, perluasan akses digital serta peningkatan adopsi teknologi baru menjadi faktor utama perubahan dunia usaha industri dalam lima tahun ke depan.
Tren ini menonjol terutama di sektor layanan, keuangan, distribusi hingga administrasi publik. Sementara itu, dominasi pekerja muda di sektor publik dan layanan menandai pentingnya regenerasi serta kesiapan SDM dalam menghadapi perubahan.
Yudi Darma menekankan, program kemitraan bidang pendidikan harus ditingkatkan dalam kolaborasi riset dan inovasi dengan satuan pendidikan vokasi. “Sehingga strategi hilirisasi dan penguatan kolaborasi antara dunia industri dan Perguruan Tinggi, menjadi faktor penting,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Manajer HR PT IMIP, Achmanto Mendatu, mengatakan, pihaknya turut memperkuat sinergitas dengan terlibat langsung dalam penyusunan kurikulum sesuai kebutuhan industri.
Selain itu, bentuk dukungan nyata PT IMIP disektor itu, dengan menghadirkan program skema magang industri dan memberikan beasiswa sebagai bentuk respons konkret terhadap kebutuhan sumber daya manusia (SDM) sektor hilirisasi nasional, khususnya mineral dan logam.
“Kekurangan tenaga kerja terampil di sektor ini, sangat nyata. Karena itu, kami ingin memastikan keterlibatan industri sejak proses pendidikan. Mulai dari kurikulum hingga implementasi pembelajaran,” tegas Mendatu.
IMIP pun menjamin akan terus berpartisipasi mengembangkan SDM nasional melalui berbagai agenda. Salah satu program terbaru yaitu beasiswa Kelas Hilirisasi sebagai unggulan. Melalui program itu, mahasiswa akan mendapat pendampingan intensif dan pembelajaran berbasis industri.
“Dengan adanya kelas hilirisasi di berbagai kampus, kami ingin menjadi bagian dari program nasional. Kelas hilirisasi sudah ada di empat institusi,” katanya.
Di Politeknik Logam Morowali (PILM), lanut dia, semua mahasiswanya masuk dalam dalam kelas hilirisasi. Politeknik ATI Makassar sebanyak 120 orang, di Universitas Tadulako Palu 160 dan Universitas Hasanuddin 50 mahasiswa.
“Ada 10 orang diantaranya masuk dalam kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui beasiswa gubernur,” imbuhnya. ***