PALU – Keluarga Besar Alkhairaat menggelar zikir dan munajat dalam rangka memperingati milad ke-98 Alkhairaat, di Gedung Almuhsinin, komplek PB Alkhairaat, Jalan SIS Aljufri, Palu Barat, Kamis (10/07).

Selain upacara yang dilaksanakan di Kabupaten Sigi, milad yang mengangakat tema “Berkhidmat untuk Bangsa” ini juga diisi dengan pemotongan nasi tumpeng dan bedah buku.

Ketua Utama Alkhairaat, HS Alwi bin Saggaf Aljufri, mengatakan, kelahiran Alkhairaat meliputi tiga hal, yakni pendidikan, dakwah, dan sosial. Hal ini sejalan dengan pemerintah dalam mengentasan kebodohan dan kemiskinan serta membangun karakter bangsa yang berazaskan Pancasila.

“Alkhairaat tetap konsisten memperjuangkan persatuan. Alkhairaat adalah organisasi Islam yang mengedepankan nilai-nilai toleransi dan nilai-nilai kemanusiaan,” kata Habib Alwi.

Menurutnya, pada sektor pendidikan, Alkhairaat sejauh ini telah banyak menerima siswa siswi non muslim di berbagai sekolah Alkhairaat yang ada di tanah air.

“Prinsip Alkhairaat bahwa pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia,” tegasnya.

Lanjut Habib, di era globalisasi saat ini, Alkhairaat juga harus berperan lebih aktif dalam menjawab tantangan perkembangan zaman.

Kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan, kata dia, maka metode pembelajaran juga harus terus ditingkatkan seiring perubahan demi perubahan yang terjadi begitu cepat.

“Ini juga tetap dibarengi penguatan karakter anak bangsa yang berpegang teguh pada jati diri bangsa Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut Habib mengatakan, sekolah-sekolah atau madrasah Alkhairaat yang ada di seluruh pelosok tanah air, harus juga bertransformasi dan bersinergi dengan pemerintah daerah maupun pusat.

“Bangunan sekolah Alkahiraat yang belum optimal bisa disinergikan dengan pemerintah daerah setempat. Seperti Gubernur Sulteng dengan programnya di sektor pendidikan yakni Berani Cerdas. Alkhairaat harus bisa mengambil peran mewujudkan program tersebut. Ada pula program sekolah rakyat yang bisa juga diterapkan pada sekolah Alkhairaat yang membutuhkan,” tandasnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum PB Alkhairaat, HS Mohsen Alaydrus, mengatakan, kegiatan munajat dan dzikir kepada bangsa ini, bermaksud memohon kepada Allah Subhanahu wa Taala (SWT) agar bangsa Indonesia aman dan damai, jauh dari marabahaya, bencana, cobaan dan sebagainya.

“Semoga dengan doa dan zikir ini, bangsa kita diberi ketenangan. Dalam setiap ikhtiar, kita berharap selalu dalam bimbingan dari Allah SWT,” katanya.

Lanjut Habib Mohsen, zikir dan doa yang dilaksanakan kali ini berbeda dengan doa-doa yang biasa dilakukan.

“Di usia Alkhairaat yang hampir memasuki satu abad ini, tentu sudah cukup tua, sehingga doa yang panjatkan juga cukup panjang,” terangnya.

Lebih lanjut Habib mengatakan, pada milad kali ini, jajaran pengurus Alkhairaat melaksanakan kegiatan yang berbeda dari tahun sebelumnya.

“Kalau tahun kemarin kita melaksanakan kegiatan yang sifatnya lebih terbuka, seperti upacara bendera atau apel pagi akbar di kompleks Alkhairaat, namun pada peringatan hari ini kita tidak melaksanakannya,” jelasnya.

Meski demikian, kata Habib Mohsen, pada momen milad ke-98 tahun ini, ada sejumlah kegaiatan yang dilaksanakan dan nantinya akan ditutup pada acara puncak, September 2025 mendatang.

“Puncak milad nanti juga untuk menyonsong penetapan gelar Pahlawan Nasional kepada Guru Tua pada Hari Pahlawan Bulan November 2025 nanti. Puncak kegiatan akan terbuka untuk umum, baik skala lokal maupun nasional,” imbuhnya.

Turut hadir dalam kesempatan ini, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Wanita Islam Alkhairaat (WIA), Ustadzah Saihun Aljufri, Sekjen PB Alkhairaat Jamaluddin Mariadjang bersama unsur Ketua PB, Ketua Banaat Alkhairaat, Rektor Unisa, perwakilan Polda Sulteng, Korem 132 Tadulako, para pengurus komwil dan pihak terkait lainnya.