SIANG itu cuaca sangat bersahabat, teriknya tidak terlalu menyengat, di
Lahan Percontohan “Sinergi Berdaya” (SiDaya) terletak di Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali terdapat Rumah Literasi SiDaya, rumah menggunakan bahan dari kayu dengan klir cat mengikuti warna kayu, nampak ramai anak-anak seumuran.
Di hadapan mereka terdapat meja belajar dan diatasnya nampak buku tulis, dan berdiri seorang wanita muda usia 20-an sedang mengajar kosa kata. Anak-anak terlihat sangat antusias, kata perkata Bahasa Mandarin diajarkan oleh Nur Faradila dipercayakan oleh Yayasan Peduli PT IMIP sebagai koordinator Rumah Literasi SiDaya.
Nur Faradila dengan senyum ramah penuh kehangatan menyambut kedatangan rombongan manajemen komunikasi dikomandai oleh Direktur Komunikasi PT IMIP (Indonesia Morowali Industri Park) Emilia Bassar dengan belasan jurnalis sedang melakukan media tour, Selasa (8/7).
Nur bersama rekannya Jamilah lalu menyapa dan mempersilahkan jurnalis untuk bisa berinteraksi dengan anak-anak didiknya.
“Ayo anak-anak, disapa dengan Bahasa Mandarin, ‘ni hao ma’,” kata Nur lalu diikuti serentak oleh anak didiknya sambil melambai tangan dan melempar senyum, tersipu malu-malu.
Jamilah juga salah satu pengajar di Rumah Literasi SiDaya lalu menyuruh satu persatu anak-anak tampil di depan sambil memperkenalkan diri dalam Bahasa Mandarin nama, umur, kelas berapa, hobinya, makanan dan minuman kesukaan.
Meski sedikit malu, Akbar lalu mengacungkan tangan tampil ke depan memperkenalkan diri dalam Bahasa Mandarin, penuh percaya diri dan fasih berbicara Mandarin. Lalu disusul rekan perempuannya juga begitu cakap Bahasa Mandarin.
Tidak hanya Bahasa Mandarin, salah satu anak didiknya maju memperkenalkan diri dengan Bahasa Inggris.
“Saya masih susah mengajar anak-anak kecil, tapi seiring waktu belajar beradaptasi dengan mereka, dan saya senang mengajar mereka. Lucu-lucu dan seru-seruan,” kata Nur Fadila.
Menurut Nur Fadila, di sini terdapat sekitar seratusan anak terdaftar, tapi yang hadir lazimnya cuma 20- 30 anak. Mereka menyesuaikan dengan shift jam kerja orang tua mereka, yang bekerja di perusahaan kawasan IMIP.
Nur menjelaskan, anak-anak diterima oleh rumah literasi mulai anak kelas II SD untuk kelas bahasa. Dan untuk menggambar dan mewarnai anak TK.
Untuk belajar Bahasa Mandarin kata Nur tergantung dari keaktifan siswa mengikuti proses belajar dan kemampuan anak menyerap, paling cepat tiga bulan.
“Ada siswa saya cuma tiga bulan sudah (HSK- 1) Hanyu Shuiping Kaoshi kuasai bahasa dasar Mandarin seperti, saya, kamu, dia dan lainnya,” kata Nur.
Dengan dibangunnya rumah literasi kata Nur tanggapan masyarakat positif, sangat bagus sebagai ruang belajar, menambah skill dan mengasah Bahasa Mandarin.
Rumah literasi SiDaya merupakan bagian dari kegiatan rutin diadakan lahan SiDaya , sejak Maret 2023 melakukan program pembelajaran bahasa asing (Inggris dan Mandarin) diberikan kepada warga Bahodopi. Dengan jadwal bahasa Mandarin, untuk Rabu, Kamis, Sabtu dan Ahad siang. Sedangkan Bahasa Inggris Senin dan Selasa siang.
Untuk program belajar tambahan untuk anak SD dan SMP diantaranya, menggambar/melukis, Bahasa Mandarin dasar, Bahasa Inggris dasar, musik dan vokal.
Direktur Komunikasi PT IMIP Emilia Bassar mengatakan, lahan SiDaya awalnya dibangun oleh Kawasan IMIP sebagai bagian dari upaya pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kecamatan Bahodopi, dengan tujuan untuk menciptakan ruang hijau mendukung keseimbangan ekosistem dan memberikan manfaat ekologis bagi masyarakat.
“Seiring dengan perkembangan sosial-budaya dan meningkatnya kebutuhan akan fasilitas multifungsi, IMIP memperluas peran SiDaya menjadi pusat kegiatan mendukung rekreasi, edukasi, pemberdayaan komunitas, dan ekspresi budaya,” tutur Emilia.
Emilia mengatakan, dengan fasilitas meliputi aula, mushola, rumah VIP, workshop, lapangan olahraga, gazebo, dan akses Wi-Fi, SiDaya kini menjadi tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan, mulai dari festival seni, pelatihan keterampilan, acara keagamaan, hingga kegiatan sosial seperti buka puasa bersama, jambore, hingga pelatihan pengelolaan lingkungan dan kesiapsiagaan bencana
“Melalui beragam fungsi ini, SiDaya tidak hanya berperan sebagai ruang interaksi sosial dan pelestarian budaya, tetapi juga sebagai wujud komitmen IMIP dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Morowali,” tegasnya.
IMIP meraih tiga penghargaan utama dalam ajang Nusantara CSR Award 2025 (NCSRA), sebagai pengakuan atas kontribusi luar biasa dalam perlindungan lingkungan, pemberdayaan pendidikan, dan pengembangan masyarakat.
IMIP dianugerahi Community Recycling Empowerment Award (Penghargaan Pemberdayaan Komunitas Daur Ulang), Quality Education Award (Penghargaan Pendidikan Berkualitas), dan Marine Ecosystem Award (Penghargaan Ekosistem Laut).
Penghargaan tersebut diselenggarakan oleh La Tofi School of Social Responsibility, dengan fokus pada pencapaian ESG perusahaan dalam kerangka Sustainable Development Goals (SDGs).
Di bidang pendidikan, IMIP mengembangkan program Rumah Literasi IMIP, sebuah platform pembelajaran non-formal menyediakan akses perpustakaan, kursus keaksaraan, dan pelatihan keterampilan digital bagi masyarakat daerah terpencil.
Saat ini, rumah literasi telah hadir di tiga lokasi, antara lain Desa Bahomakmur, Desa Labota, dan Kecamatan Sombori Kepuluan.