SIGI — Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah (Kanwil Ditjenpas Sulteng), menanam ribuan tanaman cabai di lahan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Kebun Langaleso, sebagai bagian dari program unggulan PASUKAN (Lapas untuk Ketahanan Pangan).

Kegiatan tersebut  dihadiri langsung oleh Gubernur Sulawesi Tengah, H. Anwar Hafid, Kepala Kantor Wilayah Ditjen Pemasyarakatan Sulteng, Bagus Kurniawan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulteng, Rony Hartawan, Bupati Sigi, Mohamad Rizal Intjenae, serta Kepala Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Sulteng, Femmi Nor Fahmi.

Dalam kesempatan tersebut, para pimpinan daerah bersama warga binaan secara simbolis menanam 27.000 – 36.000 pohon rica di atas lahan seluas sekitar 10.000 meter persegi  telah dipersiapkan khusus untuk budidaya hortikultura.

Bagus Kurniawan, selaku Kakanwil Ditjenpas Sulteng, menjelaskan bahwa penanaman cabai tersebut merupakan bagian dari strategi pembinaan warga binaan berbasis ketahanan pangan. Tidak hanya membekali keterampilan pertanian, tetapi juga menanamkan nilai produktivitas dan tanggung jawab sosial.

“Lewat program PASUKAN, kami mendorong Lapas menjadi aktor penting dalam mendukung kedaulatan pangan. Rica adalah tanaman bernilai ekonomi tinggi dan cocok dikembangkan di wilayah ini. Kami libatkan langsung warga binaan untuk menanam, merawat, dan memanen sebagai bekal hidup mereka kelak di masyarakat,” ujar Bagus. Rabu, (25/6).

Bagus  menambahkan bahwa program tersebut menjadi prioritas utama dalam menyukseskan Asta Cita Presiden Prabowo melalui 13 Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto.

“Lewat kolaborasi emas ini, kami berharap Sulawesi Tengah bisa menjadi daerah  terdepan dalam mengembangkan ketahanan pangan nasional secara inovatif dan berkelanjutan, serta mampu menciptakan sinergi optimal antar berbagai sektor untuk mewujudkan kedaulatan pangan yang nyata,” tambahnya.

Sementara,  Gubernur Anwar Hafid menyampaikan apresiasi atas langkah progresif ini dan mendorong instansi lain untuk ikut berinovasi dalam upaya memperkuat ketahanan pangan daerah.

“Ini bukan hanya tentang tanaman, tapi tentang harapan dan masa depan. Lapas telah menunjukkan bahwa pembinaan bisa selaras dengan pembangunan. Rica (cabai) dari Lapas bisa menjadi simbol semangat baru warga binaan  ingin bangkit dan memberi kontribusi,” tegasnya.

Program penanaman cabai ini juga mendapat dukungan teknis dan pendampingan dari BRMP, termasuk akses permodalan dan penguatan manajemen hasil panen dari Bank Indonesia Sulteng.

Kegiatan tersebut menandai fase baru transformasi Lapas dibawah kepemimpinan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto menjadi entitas produktif yang bukan hanya fokus pada pembinaan, tetapi juga ikut menggerakkan roda ekonomi berbasis pertanian lokal.

Dengan semangat kolaboratif, PASUKAN diharapkan mampu menginspirasi Lapas lainnya untuk membangun ketahanan pangan sebagai bagian dari reintegrasi sosial dan kontribusi nyata terhadap pembangunan bangsa.

Reporter: ***/IKRAM