PARIMO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir di tiga Kecamatan mulai 19 Juni hingga 2 Juli.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPBD Parimo Moh Rivai, mengatakan, 12 desa terdampak tersebar di tiga kecamatan yakni Desa Lambunu, Lambunu Utara, Siendeng, Anutapura Kecamatan Bolano Lambunu, kemudian Desa Bolano Induk, Bolano Barat, Lembah Bomban, Wanamukti Utara, Wanamukti, Sritabaang Kecamatan Bolano, lalu Desa Ongka dan Malino Kecamatan Ongka Malino.
“Hujan lebat dan meluapnya sungai hingga menggenangi pemukiman warga serta fasilitas umum dan melanda belasan desa,” ungkapnya saat dihubungi Jum’at (20/06).
Ia menjelaskan, penanganan prioritas masa tanggap darurat yakni penyaluran logistik untuk warga terdampak, pembersihan rumah-rumah warga dan fasilitas umum yang terdampak, termasuk normalisasi sungai.
Saat ini, Pemerintah kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong telah membuka posko induk sebagai pusat informasi dan koordinasi kebencanaan.
Dilaporkan sekitar 448 jiwa atau 112 kepala keluarga (KK) tujuh diantaranya adalah bayi di Desa Bolano, Kecamatan Bolano masih bertahan di pengungsian karena rumah mereka di penuhi lumpur.
“Warga Desa Bolano mengungsi di bangunan Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs),” ujarnya.
Pada Jumat (20/6) pagi dilaporkan banjir mulai berangsur surut di Desa Bolano, Bolano Barat, Sritabaang, dan Desa Siendeng.
Kata dia pemenuhan kebutuhan bahan makanan kepada warga terdampak langkah penanggulangan utama di lakukan, karena aktivitas warga masih terbatas.
“Suplai bahan makanan sangat penting supaya warga bisa bertahan hidup, karena mereka belum bisa bekerja sehingga pemerintah daerah (pemda) mengerahkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka,” tutur Rivai.
Dilaporkan Desa Bolano sekitar 1.357 jiwa dari 414 KK terdampak, terdiri atas 14 bayi, 90 balita, 114 warga lanjut usia (lansia), dan delapan ibu hamil.
Reporter: Mawan
Editor : Yamin