MOROWALI – Pekan ini, PT Vale Indonesia Tbk Indonesia Growth Project (IGP) Morowali, baru saja memboyong dua penghargaan di bidang Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan
Perseroan yang merupakan bagian dari Mining Industry Indonesia (MIND ID), berhasil meraih TOP CSR Awards 2025 #Star 4, dan TOP Leader on CSR Commitment 2025 dalam ajang prestisius TOP CSR Awards 2025 pada Rabu, (11/06) di Jakarta.
TOP CSR Awards 2025 #Star 4 diberikan sebagai bentuk pengakuan atas sistem, kebijakan, serta implementasi CSR yang SANGAT BAIK dan terbukti mendukung strategi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Sementara penghargaan TOP Leader on CSR Commitment 2025, diberikan kepada pimpinan PT Vale sebagai pengakuan atas dedikasi dan arah kepemimpinan yang kuat dalam mengarahkan kebijakan tanggung jawab sosial perusahaan.
Head of Bahodopi Project PT Vale IGP Morowali, Wafir, mengatakan, sebelum proyek dimulai pada 2023 lalu, PT Vale memang telah aktif melaksanakanCSR melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di Morowali sejak tahun 2015 hingga 2025.
“Program ini meliputi sektor pendidikan, kesehatan, tingkat pendapatan riil, kemandirian ekonomi, infrastruktur penunjang PPM, dan pelestarian budaya serta lingkungan berbasis komunitas, dengan sasaran utama di desa-desa pemberdayaan,” ujarnya.
Dalam penyaluran CSR, kata dia, pihaknya selalu aktif melibatkan masyarakat, baik dalam bentuk konsultasi publik, dialog terbuka, dan sosialisasi dalam setiap aspek operasional PT Vale.
Tak hanya itu, PT Vale juga menyelenggarakan program edukasi agar masyarakat memahami dampak dan manfaat proyek ini.
“Kami membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat lokal untuk turut terlibat mendukung proyek ini melalui pelibatan pengusaha/kontraktor lokal dan penyerapan tenaga kerja lokal,” katanya.
Ia berharap, proyek IGP Morowali dapat memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat Kabupaten Morowali, khususnya melalui penciptaan lapangan kerja, pemberdayaan pengusaha/kontraktor lokal, pengembangan infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi serta pengembangan ekonomi lokal melalui akses terhadap program sosial seperti pertanian dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
“Kami terus mengevaluasi dampak ini untuk memastikan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat secara merata,” katanya.
Terkait dua penghargaan yang diraih PT Vale IGP Morowali dalam program CSR, terdapat beberapa inisiatif strategis yang menjadi fokus penilaian, antara lain, pelaksanaan program pertanian organik berkelanjutan SRI (System of Rice Intensification) yang telah memasuki musim tanam ketujuh dan melibatkan petani lokal dengan pendampingan tenaga ahli.
Selain itu, pembangunan pusat persemaian (nursery) atau kebun pembibitan untuk mendukung revegetasi lahan pascatambang, serta penyediaan sedimen pond yang berfungsi menetralisir air bekas tambang sebelum mengalir ke hilir sungai.
Di bidang kesehatan dan keselamatan kerja, PT Vale mengimplementasikan Wellness Program untuk mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan psikososial karyawan, mencakup manajemen stres, gaya hidup sehat, serta layanan psikologis.
Sementara itu, kebijakan pengembangan SDM difokuskan pada pemberdayaan tenaga kerja lokal melalui perekrutan prioritas dari wilayah pemberdayaan dan program pelatihan capacity building untuk meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja lokal.
“Seluruh inisiatif ini dirancang dan dijalankan mengacu pada standar ISO 26000 tentang tanggung jawab sosial, yang memungkinkan perusahaan menciptakan dampak yang terukur dan sejalan dengan tujuan pembangunan jangka panjang,” kata Wafir.
Sebelumnya, tepatnya tahun 2024 lalu, Kelompok Tani Bangka Mofu’u binaan PT Vale IGP Morowali menerima penghargaan dalam Anugerah Daya Saing Produk Pertanian atas komitmennya menerapkan sistem jaminan mutu dan sertifikasi, Produk Beras System Rice Intensification (SRI) Organik.
Penghargaan ini diberikan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Tengah (Sulteng) sebagai pengakuan atas penerapan sistem jaminan mutu dan sertifikasi organik pada produk pertanian tersebut. (RIFAY)