JAKARTA – Tahun 2024 menjadi tonggak penting bagi PT Vale Indonesia dalam menjalankan pertumbuhan yang bertanggung jawab serta memperkuat peran nasionalnya.

Di tengah tekanan ekonomi global dan penurunan harga nikel, Perseroan mencatatkan kinerja tangguh serta terus menunjukkan kepemimpinan dalam keberlanjutan, inovasi, dan pembangunan nasional.

PT Vale mencatatkan biaya pokok penjualan per ton nikel terendah dalam tiga tahun terakhir, yaitu sebesar AS$9.374, mempertahankan rekor nihil kecelakaan fatal (zero fatality), serta mencapai angka Total Recordable Injury Frequency Rate (TRIFR) terbaik sepanjang sejarah operasional.

Operasionalnya didukung oleh lebih dari 13,3 juta jam kerja aman di tiga proyek strategis: Indonesia Growth Project (IGP) Morowali, IGP Pomalaa, dan IGP Sorowako Limonite.

Dalam pencapaian penting lainnya, PT Vale berhasil memperoleh perpanjangan izin operasional dalam bentuk Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) tanpa pelepasan lahan.

“Ini mencerminkan kepercayaan kuat dari pemerintah serta mengukuhkan peran jangka panjang PT Vale dalam mendukung agenda hilirisasi nasional dan transisi energi,” kata Bernardus Irmanto, selaku Pelaksana tugas (Plt) CEO PT Vale Indonesia Tbk, saat kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024, Jumat (16/05).

Kata Bernadus, proyek-proyek ini menjadi fondasi utama dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 melalui penciptaan lapangan kerja, penguatan kapasitas lokal, dan pembangunan yang inklusif.

Pada tahun 2024, PT Vale memperkuat posisinya sebagai tolok ukur nasional dalam praktik pertambangan nikel yang berkelanjutan.

“Perseroan menjadi satu-satunya perusahaan tambang nikel terintegrasi di Indonesia yang meraih Penghargaan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” katanya.

Tak hanya itu, PT Vale juga mencatat peningkatan signifikan dalam skor Sustainalytics ESG Risk Rating, dengan nilai 29,4 (kategori Risiko Sedang), menjadikannya perusahaan nikel dengan peringkat ESG terbaik di Indonesia dan setara dengan perusahaan pertambangan global terkemuka.

“Capaian ini menjadi cerminan dari tata kelola yang kuat, tanggung jawab sosial, dan komitmen perlindungan lingkungan yang dijalankan Perseroan,” lanjut Bernadus.

PT Vale juga terus melangkah menuju pencapaian standar IRMA50—standar internasional untuk praktik pertambangan yang adil dan transparan.

Memasuki tahun 2025, PT Vale tetap teguh pada komitmennya untuk bertumbuh secara bertanggung jawab dan memberikan kontribusi nyata bagi visi hilirisasi industri nasional.

“Tambang Bahodopi telah memulai fase ramp-up, sementara pembangunan proyek Pomalaa terus berjalan sesuai rencana. Keduanya memperkuat peran PT Vale dalam rantai pasok nikel yang tangguh dan rendah karbon,” ujar Bernadus.

Bernardus menutup kegiatan RUPS hari ini dengan menjelaskan, dalam membagikan dividen tahun ini, PT Vale Indonesia menunjukkan komitmen terhadap penciptaan nilai yang berkelanjutan.

Kata dia, di tengah tantangan pasar, PT Vale telah mengoptimalkan proyek-proyek investasi, meningkatkan efisiensi operasional, dan menjaga disiplin keuangan secara pruden.

“Upaya ini memungkinkan kami memberikan imbal hasil kepada pemegang saham tanpa mengorbankan strategi pertumbuhan jangka panjang dan komitmen keberlanjutan,” ujarnya.

Perseroan menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada para pemegang saham, pemerintah, dan masyarakat atas kepercayaan serta dukungan yang terus diberikan. PT Vale bangga menjadi bagian dari masa depan yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing global. */RIFAY