PALU — Anggota Komisi II DPR RI Longki Djanggola menegaskan bahwa nilai-nilai kebangsaan Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dari arus globalisasi, kemajuan teknologi informasi, hingga dinamika politik lokal. Karena itu, penguatan wawasan kebangsaan menjadi agenda mendesak untuk memastikan keutuhan dan kekuatan karakter bangsa.
Hal tersebut disampaikan Longki saat membuka kegiatan sosialisasi bertema Penguatan Wawasan Kebangsaan dan Implementasi Empat Pilar dalam Praktik Politik di Arus Lokal, yang digelar di Aula Kantor DPD Partai Gerindra Sulawesi Tengah, Kamis (15/5).
“Kita semua menyadari bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara banyak menghadapi tantangan yang tidak ringan. Maka fondasi kebangsaan harus terus diperkuat sebagai benteng utama menjaga semangat persatuan,” ujar Longki Djanggola.
Ia mengingatkan, Empat Pilar Kebangsaan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, bukan sekadar slogan melainkan nilai dasar yang wajib diinternalisasi ke dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam praktik politik lokal.
“Demokrasi di tingkat lokal tidak cukup hanya dimaknai sebagai prosedur elektoral. Ia harus menjadi ruang lahirnya kebijakan yang adil, partisipatif, dan berpihak pada rakyat. Di sinilah pentingnya nilai-nilai kebangsaan hadir dalam setiap proses politik,” ujar Longki Djanggola.
Longki meyakini bahwa kegiatan sosialisasi ini merupakan momentum strategis untuk membangun kesadaran kolektif dan memperkuat kapasitas kepemimpinan lokal yang berintegritas. Ia juga mengapresiasi kehadiran Dr. Sahran Raden sebagai pemateri utama dalam acara tersebut.
“Saya berharap melalui pemaparan beliau, kita semakin memahami pentingnya menjaga dan memperkuat karakter bangsa agar tetap solid dan berdiri tegak menghadapi dinamika dunia,” ujar Longki Djanggola
narasumber Dr. Sahran Raden menegaskan bahwa wawasan kebangsaan memiliki landasan kuat dalam konstitusi. Ia menjelaskan, Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan hukum tertinggi menjadi fondasi utama dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam mengenali diri dan lingkungannya, yang menegaskan pentingnya kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa wawasan kebangsaan mencerminkan kesatuan ideologi, politik, sosial budaya, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan. Konsep kesatuan geografis, psikologis, dan politis inilah yang membentuk jati diri bangsa Indonesia sebagai identitas bersama dalam keberagaman.
Sahran juga menyinggung berbagai isu strategis yang relevan dengan praktik politik lokal, mulai dari pembangunan infrastruktur, transparansi anggaran, pelestarian lingkungan hidup, hingga akses layanan kesehatan dan pendidikan yang merata.
“Semua itu membutuhkan pendekatan kebangsaan agar setiap kebijakan benar-benar berpihak kepada rakyat dan berlandaskan nilai-nilai luhur bangsa ,” tutupnya.
Reporter: Irma


