PALU- Hari peringatan buruh jatuh pada 1 Mei biasanya dengan gelar aksi unjuk rasa,namun kali ini Gubernur Sulawesi tengah Anwar Hafid mengemas dalam “Berani Ngopi” (Ngobrol produktif) dengan tema “Merajut kebersamaan untuk peningkafan kesejahteraan dan Produktifitas Nasional ” di Cafe Tanaris, Kota Palu, Kamis (1/5).
Dalam “Berani Ngopi* , Anwar Hafid ingin lebih mengetahui secara langsung dari serikat buruh dan organisasi perangkat daerah (OPD) serta pihak terkait lainnya, apa menjadi problematika dan mencari solusi dari permasalahan, untuk perbaikan bagi masa depan daerah Sulawesi tengah.
Anwar Hafid lalu memaparkan sembilan program menjadi andalan dalam pemerintahannya dengan tagline “BERANI” (Bersama Anwar Reny) lima tahun kedepan diantaranya, BERANI CERDAS, SEHAT, LANCAR, MENYALA, SEJAHTERA, BERKAH, MAKMUR, HARMONI dan BERINTEGRITAS.
Anwar juga menyoroti dana bagi hasil (DBH) pusat tidak berbanding lurus dengan sumber daya alam dikeruk dari Sulteng dan masih kesimpangsiuran data Tenaga Kerja Asing (TKA) antara Imigrasi dan Disnaker.
Anwar juga berencana membangun balai latihan kerja (BLK) bertaraf Internasional dan Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) guna memangkas jarak tempuh dan biaya bagi buruh-buruh dalam perselisihan dengan perusahaan dalam menuntut hak-haknya.
Sementara Penjabat Pengganti Sementara BPJS TK Sulteng Alias AM mengatakan, hampir 60% dari total pekerja di Sulawesi Tengah, atau sekitar 800 ribu orang, bekerja di sektor informal. Namun, hingga saat ini, tingkat kepesertaan dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan baru mencapai sekitar 200 ribu orang. Pemerintah pusat pun mendorong percepatan pencapaian Universal Coverage Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (UCJ), dengan target kepesertaan sebesar 62% pada tahun ini.
Olehnya kata Alias untuk mencapai target tersebut, BPJS Ketenagakerjaan berupaya meningkatkan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
“Kolaborasi ini diharapkan dapat mengintegrasikan program jaminan sosial ketenagakerjaan dengan program strategis daerah, seperti program Berani Cerdas dan Berani Sejahtera yang telah berjalan di beberapa wilayah,” kata Alias.
Dalam sebuah kegiatan penyerahan santunan, BPJS Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa pekerja yang mengalami risiko meninggal dunia akan mendapatkan santunan sebesar Rp42 juta. Selain itu, tersedia juga santunan beasiswa untuk anak-anak peserta, mulai dari jenjang TK hingga perguruan tinggi.
“Dengan perlindungan ini, meskipun penghasil utama nafkah keluarga meninggal, masih ada harapan bagi keluarga yang ditinggalkan, khususnya anak-anaknya, untuk tetap melanjutkan pendidikan,” ujar Alias.
Pekerja di sektor informal rentan kehilangan pendapatan harian juga menjadi perhatian utama. Program perlindungan ini diharapkan dapat menjadi jaring pengaman sosial bagi mereka.
BPJS Ketenagakerjaan juga gencar melakukan sosialisasi hingga ke desa-desa.
“Saat ini, sebagian besar aparatur desa, lembaga desa, dan perangkat desa telah menjadi peserta. Pemerintah berharap lebih banyak pekerja desa ikut bergabung dan perangkat desa turut aktif menyosialisasikan program ini,” bebernya.
Alias menyampaikan apresiasi atas dukungan dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, yang dinilai telah menunjukkan komitmen dalam memperluas perlindungan sosial ketenagakerjaan.
Dalam kesempatan tersebut BPJS-TK Sulteng memberikan santunan jaminan kematian kepada 3 orang ahli waris masing-masing Rp42 juta kepada almarhum Syarifuddin nelayan Kota Palu,santunan kematian dan beasiswa dua orang anak Rp176 juta, almarhum Nertin padat karya, kecamatan Palu Selatan, santunan jaminan kematian dan bea siswa dua orang anak Rp177 juta, kecamatan Ulujadi.
Reporter: IKRAM/Editor: NANANG

