JAKARTA – Dugaan penghinaan terhadap Almarhum Habib Idrus Bin Salim Al Jufrie atau Guru Tua, yang dilakukan oleh Gus Fuad Plered (KH Muhammad Fuad Riyadi) dalam sebuah diskusi Zoom, memicu kecaman luas dari berbagai pihak. Dalam potongan video yang beredar, Gus Fuad diduga menyebut Guru Tua dengan sebutan yang tidak pantas, yang memicu kemarahan masyarakat, terutama Abnaul Khairaat.
Wakil Ketua MPR, Abcandra Muhammad Akbar Supratman, menyesalkan adanya pernyataan kontroversial tersebut.
“Sebagai pimpinan MPR, tentunya sangat menyesalkan adanya pernyataan yang menjurus pada dugaan penghinaan ulama di Indonesia. Tidak boleh ada oknum yang mencoba menghina ulama di negeri ini, apalagi ulama yang telah berjasa untuk kemajuan bangsa,” tegas Akbar.
Akbar meminta agar Gus Fuad segera menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dalam waktu 1×24 jam serta mendesak Kepolisian untuk mengusut dugaan pelanggaran hukum dalam pernyataan tersebut.
Akbar menambahkan bahwa seluruh elemen bangsa harus menjaga keharmonisan dan tidak mudah terpancing oleh provokasi.
“Ucapan itu sangat melukai masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya para Abnaul Khairaat di Indonesia dan luar negeri. Guru Tua bukan sekadar pendakwah, tetapi juga pendidik dan pejuang yang berjasa besar bagi bangsa dan negara,” ujarnya.
Senada dengan itu, Anggota DPD RI Dapil Sulawesi Tengah, Andhika Mayrizal Amir, juga mengecam keras pernyataan Gus Fuad yang dianggap melukai masyarakat Sulawesi Tengah dan Abnaul Khairaat yang tersebar di berbagai daerah.
Atas dasar itu, Andhika menegaskan lima poin sikapnya: Pertama, mendesak Kepolisian, khususnya Mabes Polri, untuk segera memproses Gus Fuad sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Kemudian, dia meminta Gus Fuad memberikan klarifikasi dan permohonan maaf atas ujaran kebencian yang ia lontarkan.
“Tenun kebangsaan harus tetap kita jaga. Jangan sampai kegaduhan satu orang membuat negeri ini ribut. Mari jaga Ramadan tetap sejuk, agar bangsa kita tetap harmonis,” tutupnya.
Lalu, menekankan pentingnya perbedaan pendapat yang disampaikan dengan cara santun, terutama oleh seorang pendakwah yang seharusnya menjadi panutan.
Dia juga mengajak masyarakat menahan diri dan menjaga ketenangan, terutama di bulan Ramadan yang penuh keberkahan.
“Saya mengimbau Abnaul Khairaat untuk mempercayakan penyelesaian kasus ini kepada aparat penegak hukum.
Reporter: ***/Ikram