Orang berpuasa harus memelihara mata dari menahan melihat yang membawa maksiat dan tidak terjerumus dalam kejahatan yang dilarang Allah, sehingga menjadi mata yang baik selalu beribadah, selamat dan tidak melihat api neraka di akhirat nanti.

Nabi bersabda, “Tiga manusia, yang matanya tidak melihat api neraka: Mata yang selalu berjaga-jaga di medan perang, mata yang senantiasa menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang menahan penglihatannya kepada larangan Allah.” (HR. Ath-Thabrani).

Mata harus berpuasa dari kejahatan, karena mata sebab segala kelakuan yang membawa kejahatan, penglihatan yang serong, maka dari mata membawa ke hati, sehingga akibat mata hati menjadi remuk, menderita dan berdosa.

Hati orang yang berpuasa sedikit tidur, diisi dengan berzikir yaitu beristigfar, bertasbih, bertahmid dan bertahlil. Allah Swt berfirman, “Wahai orang yang beriman berzikirlah kepada Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepadaNya pada waktu pagi dan petang.” (QS. al-Ahzab: 41-42).

Orang berpuasa harus menjaga lidahnya dari berkata bohong, mengumpat, mencaci-maki dan lain-lain yang membatalkan puasa. Orang beriman wajib berbicara yang baik, benar, tidak berkata sembarangan. dan dusta.

Nabi saw bersabda, “Tidak sampai seorang hamba akan sebenar iman sehinggan dipelihara lidahnya.” (HR. Thabrani).

Dalam hadis lain Nabi saw bersabda, “Siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat hendaklah mengatakan perkataan yang baik atau lebih baik diam saja.” (HR. Tirmizi).

Lidah atau mulut orang berpuasa harus berkata yang baik atau diam saja dapat pahala, jangan berkata buruk dan yang terbaik lidah orang berpuasa adalah berdoa, mulut membaca Alquran untuk mendapat syafa’at di hari akhirat.

Nabi saw bersabda, “Bacalah Alquran, ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at kepada orang yang membacanya.” (HR. Muslim). Orang berpuasa harus banyak membaca Alquran untuk mendapat derajat yang tinggi dan memperoleh syafa’at di akhirat, apalagi kalau dapat membaca beberapa kali tamat dalam Bulan Ramadhan.

Puasa menjadi ibadah seorang hamba yang mendapat derajat tertinggi, maka puasa itu milik Allah. Dia yang tahu dan hanya Allah Swt yang memberi ganjaran tentang kualitas puasa seseorang.

Nabi bersabda dalam sebuah hadis qudsi, “Semua amalan anak Adam adalah untuk dirinya, kecuali puasa, maka puasa adalah untuk Allah swt dan Aku akan memberi ganjaranya.” (HR. Bukhari-Muslim).

Ibadah puasa, Allah Swt yang memberi ganjaran dan pahala yang berlipat ganda. Hatta, bau mulut orang berpuasa mendapat ganjaran dan lebih harum dari bau kasturi di sisi-Nya.

Untuk meninggikan derajat orang berpuasa, Allah Swt telah memuliakan dan melebihkan bulan Ramadhan dengan membuka pintu syurga, menutup pintu neraka, dan merantai setan.

Nabi saw bersabda, “Apabila bulan Ramadhan datang, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu neraka di tutup, dan setan-setan dirantai.” (HR. Bukhari).

Setan dirantai dalam bulan Ramadhan supaya tidak mengganggu dan pempengaruhi orang berpuasa. Walaupun setan dirantai banyak juga orang yang tidak berpuasa karena mengikut hawa nafsunya.

Nafsu adalah setan terbesar dalam tubuh manusia yang sukar ditundukkan dan tidak mampu dikalahkan.

Nafsu setan begitu serakah terhadap makanan ketika berbuka puasa, dengan makan berlebihan dan berapa bnnyak makanan di pasar Ramadhan habis terjual, karena dipengaruhi hawa nafsu dan yang tidak habis dimakan dibuang, menjadi mubazir sebagai perbuatan setan. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)