SIGI – Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, Taman Baca Masyarakat (TBM) Todea menggelar aksi bersih lingkungan di Desa Kotarindau, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Ahad (21/25).

Aksi ini melibatkan sejumlah komunitas pemuda di Sigi dan bertujuan untuk mengatasi masalah sampah plastik yang semakin meresahkan warga.

Aksi dimulai dari Lapangan Dolo menuju Tempat Pengolahan Sampah (TPS) R3 Todea, di mana para peserta memungut sampah di selokan, rumah warga, hingga jalanan umum. Hasilnya, sebanyak 20 karung sampah plastik dan kertas berhasil dikumpulkan.

Ketua TBM Todea, Zikran, mengungkapkan bahwa meskipun belum ada data riset terkait jumlah sampah di Kecamatan Dolo, warga sudah mulai merasa resah dengan banyaknya sampah plastik yang berserakan di beberapa titik, terutama sampah popok bayi.

“Banyaknya sampah plastik yang dibuang sembarangan seperti kemasan sekali pakai hingga popok bayi sudah menjadi keluhan warga sejak lama,” ujar Zikran.

Zikran menambahkan bahwa rendahnya pemahaman masyarakat tentang pengolahan sampah memperburuk situasi ini.

“Di desa, banyak sampah plastik yang berakhir dibakar. Padahal, membakar sampah sembarangan dapat menghasilkan polutan berbahaya yang mencemari lingkungan,” jelas Zikran.

Sebagai langkah positif untuk mengatasi permasalahan ini, TBM Todea mengadakan workshop pengolahan sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM), bekerja sama dengan komunitas peduli lingkungan.

Pada kesempatan yang sama, Dirsan Masra, seorang pegiat lingkungan dengan pengalaman 11 tahun mengelola Bank Sampah Noeva di Kelurahan Taipa, menjadi narasumber dalam workshop tersebut.

Dirsan menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik terbesar kedua setelah China, dengan data Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, Indonesia menghasilkan 69,9 juta ton sampah. Sebagian besar sampah tersebut terdiri dari sisa makanan dan plastik.

Dirsan menambahkan bahwa penyelesaian masalah sampah tidak bisa hanya berhenti di tempat pembuangan akhir (TPA).

Dengan metode penyulingan sampah plastik, ia mampu mengubah plastik menjadi BBM jenis solar dan bensin. Dalam satu proses penyulingan, 4 kg sampah plastik dapat menghasilkan 1 liter BBM jenis solar.

“Mengolah sampah plastik bukan hanya mengurangi sampah, tetapi juga membuka peluang pemberdayaan masyarakat. Bank Sampah Noeva pada Desember 2024 lalu berhasil mengolah hingga 500 kg sampah plastik,” ujar Dirsan.

Zikran berharap dengan melihat langsung proses pengolahan sampah, masyarakat Desa Kotarindau dapat lebih memahami pentingnya pengolahan sampah dan mendukung upaya bersama untuk mengurangi sampah plastik di lingkungan mereka.

“Harapan kami, aksi peduli sampah ini dapat mengedukasi warga bahwa sampah bukanlah masalah yang tak bisa diatasi. Sampah organik bisa menjadi pupuk, sementara sampah plastik bisa diubah menjadi BBM,” tutup Zikran.

Reporter : Mun
Editor : Yamin