Gubernur dan Wakil Gubernur yang telah dipilih masyarakat Sulawesi Tengah Tahun 2024 lalu, telah dilantik oleh Presiden RI, Kamis tanggal 20 Februari 2025 pekan yang lalu.
Setelah menjalani beberapa rangkaian kegiatan, keduanya akan kembali ke Sulawesi Tengah untuk menjalankan tugasnya, memenuhi janji-janjinya yang telah digaungkan kepada masyarakat Sulawesi Tengah saat kampanye.
Pada banyak pengalaman, salah satu yang akan dibenahi adalah struktur organisasi pemerintahan. Kemungkinan, Gubernur sebagai user juga akan mengisi jabatan non struktural atau non ASN dalam “kabinetnya”, biasanya tenaga ahli ataupun komisaris dan direksi di perusahaan daerah.
Banyak kasus, beberapa pejabat yang pernah menduduki jabatan penting di periode sebelumnya, akan terganti dengan pejabat baru.
Di tahap ini, biasanya banyak yang mulai kasak-kusuk untuk “cari muka” kepada Gubernur agar mendapatkan posisi atau jabatan yang dia inginkan.
Padahal dalam Islam, meminta-minta jabatan adalah sesuatu yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Karena jika menyadari sepenuhnya, di dalam sebuah jabatan ada amanah besar yang kelak harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Masih di dunia saja, tak sedikit orang yang terjerumus karena jabatannya. Lalu bagaimana di akhirat kelak?
Rasulullah Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam (SAW) bahkan pernah menegaskan, salah satu sahabatnya untuk tidak meminta jabatan.
Ucapan ini terekam dalam hadits riwayat Al-Bukhari yang artinya dari Abdurrahman Bin Samurah, Beliau mengatakan “Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam berkata kepadaku. Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu meminta jabatan sebab jika kamu diberi jabatan dengan tanpa meminta, maka kamu akan ditolong dan jika kamu diberinya karena meminta maka kamu akan ditelantarkan, dan jika kamu bersumpah, lantas kamu lihat ada suatu yang lebih baik, maka bayarlah kafarat sumpahmu dan lakukanlah yang lebih baik” (HR. Imam Al Bukhari)
Makna hadis tersebut adalah, siapapun yang meminta kepemimpinan dan dikabulkan, maka Allah akan menghilangkan pertolongan karena kerakusannya, dan jika kamu diberikan kepemimpinan tanpa diminta, maka kamu akan mendapatkan pertolongan.
Maksudnya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menolongmu dan mengilhamimu dengan kebenaran, sehingga kamu dapat bahagia di dunia dan di akhirat.
Bagi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, juga penting kiranya memberikan kepercayaan jabatan kepada orang yang benar-benar ahli di bidangnya.
Sebab, memberikan kepercayaan kepada yang bukan ahlinya merupakan suatu tanda kehancuran.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda yang artinya “apabila sifat amanah sudah hilang, maka tunggulah terjadinya kiamat. Orang itu bertanya, bagaimana hilangnya amanah itu. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab, jika urusan diserahkan bukan pada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat” (HR. Imam Al Bukhari). Wallahu a’lam
RIFAY (REDAKTUR MEDIA ALKHAIRAAT)