PALU – Malam Nisfu Sya’ban merupakan salah satu malam istimewa dalam Islam. Ustadz Abd. Rachman Vikri, MH, menjelaskan bahwa malam ini adalah kesempatan bagi umat Islam untuk meghidupkan malamnya, perbanyak istigfar dan berpuasa di siang hari. Ustadz Vikri mengutip hadis yang menjelaskan keutamaan malam Nisfu Sya’ban. Salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah.
“Jika tiba malam pertengahan Sya´ban, maka hidupkanlah malamnya dan berpuasalah di siang harinya.” (H.R. Ibnu Mâjah)
Ia juga menerangkan, perkara paling utama yang dikerjakan oleh seseorang di malam tersebut adalah bertaqwa kepada Allah subhana wa ta ala seperti halnya di malam- malam yang lain. Supaya mendapatkan anugerah dan ridha dari Allah subhana wa ta ala. Karena taqwa adalah pemberian terbaik untuk manusia di dunia yang fana dan akan sirna ini.
“Menghidupkannya dengan shalat, doa, dzikir dan istighfar, shalawat Nabi atau membaca al Qur`an. Ini adalah salah satu perkara yang dikerjakan untuk mendekatkan diri kepada Allah, disertai dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban dan menjauhi perkara-perkara yang diharamkan,” jelas Ustadz Vikri, melalui MAL Online, Kamis (13/2).
Ia menegaskan bahwa Allah subhana wa ta ala memberikan ampunan kepada seluruh hamba-Nya, kecuali mereka yang masih terjerumus dalam kesyirikan dan permusuhan. Oleh karena itu, ia menganjurkan agar umat Islam membersihkan hati dari kebencian, memperbaiki hubungan dengan sesama, serta meningkatkan ketakwaan.
“Bertaqwa kepada Allah adalah melaksanakan kewajiban dan menjauhi perkara-perkara yang diharamkan. Jadi sudah selayaknya bagi orang yang cerdik dan cerdas bersegera di malam nishfu Sya´ban ini untuk melakukan kebaikan- kebaikan sebagaimana selayaknya dilakukan di semua waktu dan di semua malam,” katanya.
Ustadz Abd. Rahman Vikri, MH, mengingatkan agar dalam mengamalkan ibadah pada malam Nisfu Sya’ban, umat Islam tetap berpegang teguh pada tuntunan Rasulullah Shallah alaihi wa salam. Dan tidak terjerumus ke dalam amalan yang tidak memiliki dasar yang kuat dalam syariat Islam. Ia menguraikan sejumlah hadis palsu berkaitan dengan malam nifsu syaban. Di antaranya, “Rajab adalah bulan Allah, Sya´ban adalah bulanku dan Ramadlan adalah bulan ummatku.”
Reporter : Nanang IP