POSO – PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi melalui salah satu program tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dijalankan Fuel Terminal Poso, menggelar focus group discussion (FGD), di aula Balai Desa Lanto Jaya, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, belum lama ini.

Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Poso bekerjasama dengan Kepala Desa Lanto Jaya Suryadi, Akademisi Universitas Kristen Dr. Thoyib, dan masyarakat Desa Lanto Jaya, menginisiasi program pemanfaatan kotoran sapi menjadi pupuk organik.

Dalam kegiatan FGD, selain peningkatan pengetahuan dan kompetensi mengenai pentingnya pemanfaatan kotoran sapi menjadi pupuk organic, juga dibentuk kelompok binaan “Lanto Jaya Berkah Farm” selaku pelaksana langsung program tersebut.

Program ini melibatkan peternak lokal untuk mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik berkualitas.

Melalui teknologi pengomposan modern dan pelatihan yang diberikan oleh Pertamina, peternak dapat mengoptimalkan limbah ternak menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

Fuel Terminal Manager Poso, Muhammad Suheri Sastri, menyampaikan alasan dipilihnya Desa Lanto Jaya sebagai Lokasi dilaksanakannnya program ini.

“Desa Lanto Jaya memiliki potensi sumber daya ternak sapi yang tersedia sangat banyak, untuk pengelolaan limbah kotoran sapi belum tersedia sama sekali, sehingga PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Poso berinisiatif untuk mengajak para peternak untuk memanfaatkan kotoran sapi menjadi pupuk organik,” ujar Suheri.

Pupuk organik yang dihasilkan dari program ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mampu meningkatkan kesuburan tanah secara alami. Hal ini mendukung petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berdampak negatif terhadap lingkungan.

PT Pertamina Patra Niaga Fel Terminal Poso juga memberikan bantuan awal kepada kelompok binaan “Lanto Jaya Berkah Farm” berupa sarana dan fasilitas kebutuhan pengolahan kotoran sapi, seperti rumah pengolahan kompos dan peralatan perlengkapan lainnya sebagai penunjang kegiatan.

Selantutnya, Fuel Terminal Poso akan melakukan pendampingan rutin berupa pelatihan pengolahan pupuk organik dari kotoran hewan yang bekerjasama dengan akademisi dan Dinas Pertanian Kab. Poso.

Salah satu peternak, Bondan Sudarmanto, yang terlibat dalam program ini menyatakan sangat terbantu dengan adanya program ini.

“Selain mengurangi limbah ternak, hasil penjualan pupuk organik semoga dapat menambah pendapatan keluarga kami,” katanya.

Area Manager Communication, Relation, & CSR Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, mengatakan, pemanfaatan kotoran sapi menjadi pupuk organik sejalan dengan komitmen Pertamina untuk mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya di bidang pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan yakni SDGs nomor 8, 12, dan 15.

“Kami berharap inisiatif ini dapat meningkatkan kesejahteraan peternak sekaligus mendorong praktik pertanian yang lebih berkelanjutan,” harapnya. *