MOROWALI – Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) terus berupaya menurunkan tingkat kecelakaan kerja serta meningkatkan kepuasan karyawan.
Dalam upaya itu, IMIP telah menyusun sebuah strategi untuk mendorong perusahaan tenant dalam upaya pencegahan risiko hak asasi manusia (Goldenway).
Ou Xiangbin, Kepala Kantor ESG Tsingshan Grup Kawasan IMIP, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (23/01), mengatakan, beberapa perusahaan juga telah membangun uji tuntas rantai pasokan dan memperoleh sertifikasi standar internasional.
“Kawasan ini juga melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pekerjaan tanggungjawab sosialnya dan menyusun investasi komunitas yang efisien,” urai Ou Xiangbin.
Tak hanya itu, kata dia, dalam hal lingkungan dan pengurangan emisi karbon, sejumlah perusahaan di dalam kawasan telah memperoleh penghargaan kinerja lingkungan dari Pemerintah Indonesia, sertifikasi sistem manajemen lingkungan, serta sertifikasi verifikasi karbon dan jejak karbon, sebagai bentuk penerapan prinsip pembangunan hijau dan rendah karbon.
Hal itu, lanjut Ou Xiangbin, telah tersampaikan pada Konferensi tahunan ESG Kawasan Industri IMIP, yang digelar pada 15 Januari 2025 kemarin.
Beberapa perwakilan perusahaan yang berinvestasi di IMIP hadir dalam acara itu, yaitu Dewan Direksi Tsingshan Industrial – Mr Wang, Eternal Tsingshan Group, Huayou Cobalt, Walsin Lihwa, GEM Co.,Ltd, CNGR Advanced Material Co., Ltd, dan turut hadir Direktur Operasional PT IMIP, Irsan Widjaja.
“Sejak berinvestasi, kami berfokus pada peningkatan kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan perkembangan industri di sekitar,” ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, lebih dari 140 proyek dan kegiatan CSR telah dilaksanakan. Perusahaan tenant aktif memenuhi tanggung jawab sosial mereka dengan memberikan donasi,
Beberapa perwakilan perusahaan, seperti PT ITSS, PT SMI, PT IRNC, PT GCNS, PT HYNC, PT DSI, PT WNII, PT IMIP, PT TSI, PT LSI, PT QMB, dan PT RNI, telah menerima sertifikat donasi yang diberikan dalam konferensi tersebut,” jelas Ou Xiangbin.
Pemerintah Indonesia sendiri mendorong hilirisasi nikel berkelanjutan sebagai upaya mencapai pertumbuhan ekonomi delapan persen, karena Indonesia merupakan produsen terbesar sekaligus pemilik cadangan nikel dunia.
Di satu sisi, Indonesia juga dituntut untuk memastikan proses hilirisasi nikel dan transisi energi agar tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, tetapi juga memperhatikan prinsip-prinsi ESG (Environmental, Social, and Governance).
Sejalan dengan itu, kawasan IMIP sendiri sejak 2024 lalu, telah menjalin kerja sama dengan lembaga konsultan guna membangun sistem terkait isu-isu ESG seperti kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan hak asasi manusia, manajemen uji tuntas rantai pasokan, serta pengembangan komunitas, dengan mengacu pada standar internasional.
Terpisah, Dewan Direksi Tsingshan Industrial – Mr Wang, menyampaikan, konferensi tahunan ESG Kawasan Industri IMIP, secara menyeluruh merangkum hasil kerja ESG IMIP.
Hal ini dilakukan dalam rangka menanggapi perhatian pemangku kepentingan, serta mempertimbangkan perkembangan terkini dalam industri nikel. Selain itu, merumuskan rencana kerja ESG di tahun selanjutnya.
“Ini dilakukan guna memberikan kontribusi nyata pada pembangunan berkelanjutan industri nikel di Indonesia,” jelas Mr Wang.
Kata dia, ke depan, perusahaan-perusahaan tenant di Kawasan IMIP akan terus memegang teguh konsep pembangunan berkelanjutan, memperdalam kerjasama internasional, dan mendorong pembangunan sistem ESG, serta memberikan kontribusi bagi pembangunan industri nikel berkelanjutan di Indonesia. *