Di antara mereka ada yang usianya sudah tua, mereka sudah bekerja siang malam agar bisa hidup nyaman, berharap bisa menikmati aset mewah dengan anak cucu di usia senja. Namun angin kencang yang membawa api datang tiba-tiba, lalu melenyapkan segalanya.
Bayangkan bagaimana perasaan mereka. Sedihnya mereka. Sakit hatinya mereka. Harapan mereka hancur. Apa yang mereka upayakan selama ini sia-sia, lenyap dalam sekejap.
Ya. Kebakaran hebat tengah melanda Los Angeles, California, sejak awal Januari 2025. Kebakaran menghanguskan area seluas 40.000 hektar, termasuk wilayah Pacific Palisades dan Eaton.
Kerugian akibat kebakaran diperkirakan mencapai ratusan miliar dollar atau sekitar Rp2.447 triliun, dengan lebih dari 12.000 bangunan hancur. Hingga 14 Januari 2025, tercatat 24 orang meninggal dunia akibat kebakaran ini.
Kebakaran yang dipicu oleh hembusan angin Santa Ana ini menjadi salah satu yang paling mematikan dalam sejarah Los Angeles.
Saksikan padanan peristiwa ini dengan Surah Al-Baqarah: 266, yang artinya:
“Adakah di antara kalian yang ingin memiliki sebuah kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang di dalamnya terdapat segala macam buah-buahan, lalu ia ditimpa usia tua sedang ia memiliki keturunan yang masih kecil, kemudian kebun itu dihantam angin keras yang mengandung api sehingga terbakar? Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian agar kalian berpikir.”
Mereka berharap bisa menikmatinya hingga hari tua bersama anak cucu mereka, tapi seketika semua aset mewah itu Allah lenyapkan dengan angin.
Kenapa dengan angin? Bukankah api yang melenyapkan itu semua? Sebab kalau kita lihat kejadiannya, seandainya tidak ada angin kencang yang meniup, maka kebakarannya tidak akan separah itu.
Dalam penggalan surah Al-Baqarah di atas disebut i‘ṣārun fīhi nārun fa-iḥtaraqat (angin keras yang membawa api).
Kata al-i’shaar, oleh ulama tafsir Masjid Nabawi, Syekh Abu Bakar Jabir Al Jaziri, menyebutnya sebagai angin topan yang panas. Ini adalah pengingat akan betapa rapuhnya manusia membendung kekuatan alam.
Allah menutup ayat ini dengan menyatakan: “Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian agar kalian berpikir.”
Kebakaran di Los Angeles bukan sekadar bencana fisik, tetapi juga peringatan spiritual. Masyarakat perlu merenungkan apakah mereka telah menjaga amanah bumi, serta mengubah sikap lalai menjadi kesadaran untuk lebih bertanggung jawab.
Surah Al-Baqarah: 266 ini memberikan pelajaran mendalam tentang kehilangan sesuatu yang berharga akibat peristiwa di luar kendali manusia.
Allah juga sedang mengingatkan bahwa, sungguh dunia ini benar-benar melalaikan. Kebakaran seperti ini mengingatkan manusia bahwa harta benda tidaklah kekal.
Seringkali, masyarakat modern -termasuk Amerika- terjebak dalam materialisme, sehingga melupakan pentingnya beramal dan bersyukur atas nikmat Allah.
Pada sisi yang lain, banyak yang menganggap bahwa apa yang terjadi di negara bagian Amerika Serikat ini, adalah buah dari sikap pemerintah dan sejumlah penduduknya yang sangat benci terhadap Palestina, bahkan mendukung penuh tindakan brutal zionis Israel terhadap masyarakat muslim di sana.
Tahukah kita bahwa Presiden terpilih AS Donald Trump pada Desember lalu pernah memperingatkan bahwa akan ada “neraka yang harus dibayar” jika sandera yang ditawan Hamas di Gaza Palestina tidak dibebaskan sebelum pelantikannya pada tanggal 20 Januari nanti.
Actor kawakan, James Howard Woods sebagai pendukung Israel garis keras, dalam sebuah tweet di akun X-nya pernah menyampaikan bahwa tidak ada gencatan senjata, tidak ada kompromi, tidak ada pengampunan bagi Palestina. Tweet itu dibarengi hastag “Habisi Mereka Semua”.
Kini, ia pun menjadi korban dari peristiwa kebakaran dahsyat ini. Ketika diwawancarai oleh media, dia terlihat menangis menceritakan bagaimana kondisinya saat itu dan bagaimana bisa rumahnya terbakar pada saat kejadian.
Salah satu outlet McDonald’s yang ada di Los Angeles juga terbakar. McDonald’s diketahui salah satu perusahaan yang sangat mendukung Israel, bahkan perusahaan tersebut memberikan donasi kepada tentara Israel.
Tapi apapun itu, kita hendaknya berlepas diri terhadap apa yang kita tidak ketahui dari hati dan amal perbuatan mereka (penduduk Los Angeles dan Amerika secara umum). Apakah ini semua karena azab Allah atau balasan atas perbuatan mereka.
Sungguh kita berlepas diri dari itu, agar kita terlepas dari prasangka-prasangka yang bisa menjebak dan menjerumuskan hati.
Kita juga tidak sedang bersyukur atau bergembira ria atas kejadian ini. Sebagai seorang muslim, tentu kita harus tetap ikut berduka, karena tidak ada satupun manusia yang layak untuk disyukuri, ketika mereka mendapatkan musibah.
Sebagai manusia biasa, kita lihat peristiwa ini dan ambil pelajarannya. Betapa banyak rumah-rumah mewah, kebun, asset, tempat wisata, dan gedung yang bernilai miliaran dollar, bisa Allah musnahkan dalam waktu kurang dari 24 jam. Maha Besar Allah dengan Segala Kuasa-NYA. Wallahu a’lam
RIFAY (REDAKTUR MEDIA ALKHAIRAAT)