PALU – Dialog Prospek Ekonomi Sulawesi Tengah 2025 yang diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Palu bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah (KPwBI Sulteng), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb), menghasilkan sepuluh rekomendasi strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan di tengah dinamika global.
Dialog yang mengusung tema “Optimisme terhadap Penguatan Ekonomi Daerah di Tengah Dinamika Global” ini berlangsung di Sriti Convention Hall, Palu, Selasa (13/1), dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Para narasumber membahas tantangan dan peluang ekonomi Sulawesi Tengah pada 2025, terutama perannya sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) serta sektor unggulan seperti pertanian, perikanan, nikel, dan kakao.
Dalam dialog tersebut, sejumlah strategi diajukan, mulai dari memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif agar dapat menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata. Strategi lain yang menjadi perhatian adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, sehingga tenaga kerja lokal mampu terserap di industri besar, serta penguatan kolaborasi lintas sektor untuk menyelesaikan permasalahan daerah secara kolektif.
Rekomendasi lain yang dihasilkan meliputi pemetaan permasalahan sektoral menggunakan pendekatan kerja sama hexahelix untuk identifikasi masalah yang lebih tepat sasaran. Selain itu, pengawalan kebijakan APBN melalui keterlibatan anggota DPR RI asal Sulawesi Tengah diharapkan mampu mendukung program pembangunan yang dibiayai APBN agar berjalan sesuai rencana.
Efisiensi belanja daerah juga menjadi sorotan untuk memastikan anggaran digunakan secara rasional dan berdampak luas pada kesejahteraan masyarakat. Industri pertambangan yang memiliki dampak besar terhadap lingkungan dan manusia membutuhkan kebijakan berbasis kajian untuk memitigasi dampak negatif. Di sisi lain, hilirisasi ekonomi hijau dan biru, yang memanfaatkan potensi pertanian dan perikanan sebagai sumber pertumbuhan baru, menjadi prioritas untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan.
Sulawesi Tengah juga didorong untuk meningkatkan infrastruktur strategis guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Diversifikasi ekonomi, dengan memperkuat sektor non-tradisional, juga dinilai penting untuk meningkatkan ketahanan ekonomi daerah terhadap risiko global.
Ketua ISEI Cabang Palu, Dr. Muzakir Tombolotutu, dalam sambutannya, menegaskan pentingnya sinergi dan optimisme dalam menghadapi tantangan ekonomi tahun 2025. Hal senada disampaikan Muhidin Mohamad Said, Pimpinan Badan Anggaran sekaligus Anggota Komisi XI DPR RI, yang menekankan bahwa akselerasi ekonomi Sulawesi Tengah harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kepala KPwBI Sulteng, Rony Hartawan, menjelaskan bahwa inflasi Sulawesi Tengah pada 2024 tercatat 1,29 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan sasaran inflasi nasional sebesar 2,5 persen ±1 persen. Ia menambahkan bahwa stabilitas ekonomi daerah, peningkatan permintaan domestik, penguatan produktivitas, sinergi pembiayaan, serta akselerasi ekonomi keuangan digital menjadi pilar penting untuk mendorong perekonomian daerah.
Sementara itu, Kepala Kanwil DJPb, Yuni Wibawa, mencatat realisasi belanja daerah mencapai 96,12 persen dari pagu 2024, dengan pendapatan negara mencapai Rp13,96 triliun atau 106,24 persen dari target. Fokus fiskal diarahkan pada sektor prioritas, termasuk UMKM dan pertanian. Kepala OJK, Bonny Hardi Putra, menyoroti pertumbuhan investor pasar modal sebesar 58,04 persen (yoy) hingga September 2024. Namun, inklusi keuangan masih menjadi tantangan besar, dengan 80 persen masyarakat belum memiliki literasi keuangan yang memadai.
Patta Tope, akademisi yang turut hadir, menegaskan pentingnya optimalisasi industri hilir berbasis sumber daya hayati dan mineral untuk memberikan dampak ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat. Dengan implementasi rekomendasi ini, Sulawesi Tengah diharapkan dapat memperkuat fondasi ekonominya dan menjadi pusat pertumbuhan yang berdaya saing di tingkat nasional maupun global.
Reporter: Ikram