PARIMO – Sekretaris Jendral Asosiasi Perkebunan Durian Indonesia, Aditya, mengatakan untuk penyakit batang pohon durian (Bangkalan) yang sangat umum diketahui diluar sehingga perlu penanganan.

“Hal ini telah dilakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, agar obat-obat untuk durian yakni Bangkalan, walapun setiap tahun pertumbuhannya 20 persen, namun kematian mencapai 10 hingga 15 persen yang disebabkan penyakit Bangkalan,” ungkapnya ditemui, Senin (13/01).

Untuk itu, pihaknya berharap dapat bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mencari solusi, karena penyakit ini telah merambat di Parimo sehingga banyak tanaman yang mati.

Kata dia,banyak petani lelah menanam pohon yang diserang penykit Bangkalan, penyakit sederhana telah ada penawarnya, tinggal bagaimana Indonesia dan mengikuti cara pengeboran yang dilakukan Vietnam dan Tailand.

Selain itu, pihaknya juga akan membagikan bibit durian bagi petani sebanyak 5000 pohon dan setiap tahunnya bertambah, bibit ini tidak hanya diberikan tetapi pihaknya juga akan melakukan pendampingan kepada petani.

“Jadi pendampingan dimaksud bagimana petani dapat mengetahui cara penanganan yang baik, perawatan sehingga petani bisa menghasilkan produksi yang baik,” jelasnya.

Ia menjelaskan, pemberian bibit ini kepada petani yang kecil memiliki pohon durian yang minim, kemudian akan difokuskan kepada patani besar.

Target Aprudin, meningkatkan hasil produksi dua kali lipat dari hasil yang ada karena untuk memenuhi kebutuhan China tidaklah muda. Sebab pabrik yang ada belum memenuhi standar mereka dan tengah dilakukan perbaikan.

“Sudah ada enam packing house telah memenuhi standar dan tengah menunggu dokumen karantina IKT sudah keluar maka kita sudah bisa mendaftar di China,” terangnya.

Lanjut dia, ketika sudah mendaftar pada bulan Februari tim General Administration of Customs of China (GACC) melakukan pemeriksaan agar semuannya mendukung dan dinyatakan lolos secara otomatis sudah bisa melakukan ekspor ke China.

“Enam pabrik yang ada sudah masuk dalam kategori standar dan kemampuan tergantung perusahaan masing-masing, standar yang dimaksud, sertifikat Backhing house, petani memiliki GAT dari Kementan dan Instalasi Karantina dari Badan Karantina diluar dari tiga itu harus dimiliki juga GMP ICO, HSSP,” pungkasnya.

Reporter: Mawan
Editor : Yamin