PALU – Aset Masjid Agung Darusalam, saat ini sudah berganti nama menjadi Masjid Raya Baitul Khairaat, kini rupanya telah dijual.
Pengelolaan keberadaan sisa bangunan reruntuhan gempa Palu itu, awalnya tidak transparan dan mengundang pertanyaan publik, apalagi warga sekitar masjid.
Ketua Yayasan Masjid Raya Baitul Khairaat Suardin Suebo mengaku semua aset masjid sudah dijual oleh pihaknya. Uang hasil penjualan aset tersebut digunakan untuk pembiayaan operasional masjid pasca gempa.
“Semua aset masjid kami sudah jual. Yang kami jual itu, aset yayasan bukan aset Pemda. Aset masjid itu pemberian orang bukan pemberian pemerintah,” akunya.
Sebelum mewawancarai Suardin, MAL Online mempertanyakan kejelasan aset itu kepada Wakil Ketua Yayasan Muh Nizam, yang juga Kasat Pol PP Provinsi Sulteng. Dia mengatakan, terkait masalah aset Masjid Agung Darusalam dia tidak tahu menahu.
“Jangan konfirmasi ke saya masalah aset. Saya kurang tahu kemana aset masjid itu. Coba tanya sama pak ketua yayasan Suardin Suebo atau sama sekretaris Helmy D Yambas. Mereka pasti tahu itu,” katanya.
Namun dari Nizam, tersampaikan informasi bahwa sampai saat ini belum pernah ada rapat atau pleno dari yayasan untuk penjualan aset masjid. “Jadi pasti aset itu mungkin diamankan di salah satu gudang yang tidak jauh dari lokasi masjid, ” ujar Nizam sebelum MAL menanyakan kepastian aset itu ke Suardin.
Sementara Rahman warga jalan Bantilan yang juga jamaah Masjid Agung Darrusalam mengatakan, sepengetahuan dia, pagar yang ratusan meter itu milik Pemda, bukan milik yayasan.
“Kenapa sampai asetnya Pemda mereka ikut jual juga,” sesalnya.
Menurutnya, aset Masjid Agung Darusalam begitu banyak, belum lagi pasca gempa, banyak sumbangan diberikan oleh pihak luar. Belum lagi bantuan yang diberikan dari DMI Sulteng. “Apakah habis Terjual semua?” tanyanya.
Di tempat terpisah Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Pembangunan Masjid Raya Baitul Khairaat Cikasda Sulteng, Caco Laratu mengatakan, tahun 2023, saat pihaknya melakukan pengukuran pagar masjid, kondisi lingkungan masjid sudah tidak terpagar alias pagar sudah tidak ada. Bukan cuma pagarnya, pintu masjid pun sudah tak ada lagi.
“Tahun 2023 saya datang melakukan pengukuran pagar memang saya temukan masjid itu tidak terpagar. Selain itu pintu masjid juga sudah tidak ada,”
Dari keterangan Caco, yang merobohkan dan meratakan masjid itu, adalah dari pihak Yayasan Masjid Raya Baitul Khairaat atas permintaan mereka (yayasan, red).
“Saya lihat dalam masjid masih ada AC, kipas angin,” ujar Caco Laratu.
Reporter: IRMA/Editor: NANANG