Kalaulah ada manusia yang boleh kita sujud padanya, maka manusia yang sangat pantas mendapatkan kemuliaan itu adalah ibu kita. Tapi sujud manusia hanyalah untuk Allah saja.
Oleh karena itu, Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk memuliakan ibunya dengan cara berbakti kepadanya. Berbuat baik pada ibu melebih pahala orang berperang (alhadits)
Untuk mengatakan kepada keduanya “ah” (perkataan yang dapat menyakiti hati keduanya) saja kita tidak diperkenankan, apalagi yang lebih dari itu.
Pernah suatu ketika datang seorang laki-laki kepada Rasulullah saw, ia bertanya kepada Rasulullah saw,” Ya Rasulullah, siapa dari manusia yang paling berhak aku utamakan? Rasulullah saw bersabda “Ibumu”. Laki-laki tersebut bertanya kembali, “kemudian siapa lagi?” Rasulullah saw bersabda, “kemudian ibumu”. Laki-laki tersebut betanya kembali, “kemudian siapa lagi?” Rasulullah bersabda, “kemudian ibumu”. “Kemudian siapa lagi?” Rasulullah bersabda, “kemudian ayahmu”. (HR Muslim).
Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya “Al-Jami’ul Al-Ahkamil Qur’an” mangatakan, bahwasanya hadits tersebut menunjukan tiga kecintaan dan pengorbanan seorang ibu.
Ketiga perakara itu, pertama adalah pengorbanan seorang ibu ketika dalam keadaan hamil, kedua adalah pengorbanan ketika melahirkan, dan ketika adalah pengorbanan ketika menyusui serta mendidik anak. Ketiga perkara tersebut dilakukannya seorang diri.
Perkara pertama, hamilnya seorang ibu. Saat seorang ibu hamil tubuhnya menjadi rentan akan ‘bahaya’. Berat tubuhnya menjadi dua kali lipat, karena memebawa kita di dalam rahimnya. Hal itu berlangsung kurang lebih selama sembilan bulan.
Kecintaannya kepada kita telah dicurahkannya sejak saat itu, ia selalu mendahulukan keselamatan bayinya daripada dirinya sendiri. Ia tidak pedulikan berat beban tubuhnya yang bertambah karena kehdiran kita di rahimnya.
Perkara kedua, saat ibu melahirkan. Saat-saat inilah yang dinantikan oleh seorang ibu. Saat dimana ia dapat melihat buah hatinya setelah selama kurang lebih sembilan bulan mengandungnya.
Namun saat-saat ini juga merupakan saat-saat yang paling beresiko tinggi dalam hidupnya. Karena melahirkan rentan sekali dengan kematian. Tak sedikit ibu yang rela mengorbankan nyawanya demi lahirnya sang buah hati.
Cepat atau lambat, disadari atau tidak “besar atau kecil” reward atau hasil berbakti pada ibu pasti akan kita rasakan. Ada orang yang sejak kecil sudah ditampakkan keberhasilannya karena berbakti pada ibunya ada juga yang merasakan kesuksesan setelah dewasa. Ada yang diberi rezeki yang berlipat ganda karena kata-kata mujarab, doa yang makbul dan restu ibunya dalam setiap gerak langkahnya.
Betapa ibu benar-benar surga bagi anak-anaknya. Tidak salah jika surga itu bersemayam di tapak kaki ibu. Kalau anak-anaknya berbakti pada ibunya, memberi perhatian dan mencintainya dengan sepenuh hati, maka pintu-pintu rezeki langit akan terbuka dan tercurah hanya padanya, berkat doa yang tulus ikhlas dari seorang ibu.
Pernahkah anda memperhatikan seekor induk ayam yang berjuang membela anak-anaknya dari gangguan hewan lain atau dari gangguan tangan-tangan nakal kita? Dia akan melawan sekuat tenaga untuk melindungi anak-anaknya dari ancaman.
Hal yang tidak pernah dilakukan seekor ayam jago yang merupakan bapak dari anak-anak ayam itu. Meskipun anak ayam berada dalam bahaya si ayam jago tetap cuek sementara induk ayam akan bertarung sampai mati demi keselamatan anak-anaknya.
Jika ingin rezeki berlipat ganda, berbaktilah pada ibumu. Dapatkan kata-kata mujarab darinya, mintalah doanya yang makbul dan penuhi keinginannya agar restunya dapat diberikan dengan ikhlas. Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)