MOROWALI – Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Morowali bekerja sama dengan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan salah satu perbankan sukses menggelar dialog lintas agama dan kerukunan dengan tema “Pilkada Morowali yang Damai” belum lama ini.
Kegiatan menghadirkan narasumber Pj Bupati Morowali, Kapolres, Dandim, KPU, Bawaslu dan Kesbangpol ini berlangsung di Bahodopi, dengan peserta dari tokoh agama dan tokoh kerukunan.
Ketua MUI Kabupaten Morowali, H Mauluddin, M.Fil.I, kepada Media Alkhairaat, Rabu (20/11), mengatakan, pihaknya memilih lokasi dialog di Bahodopi, karena di wilayah itu tinggal puluhan ribu orang yang rata-rata merupakan karyawan PT IMIP dengan latar belakang budaya, suku dan ras yang berbeda-beda.
“Enam agama yang resmi Indonesia itu sudah ada di sana juga, sehingga Morowali dalam hal ini Bahodopi itu sangat plural, masyarakatnya majemuk sehingga kami pilih menjadi pusat kegiatan dialog ini,” kata Ustadz Mauluddin.
Kata dia, dialog ini dilaksanakan dalam rangka menyongsong Pilkada serentak yang akan berlangsung tanggal 27 November 2024 mendatang agar bisa berjalan damai, aman, jujur, dan adil.
Kata dia, dalam dialog itu, pihaknya bersepakat bahwa Morowali ibarat rumah besar yang harus dijaga dan dipelihara dari hal-hal yang bisa merusak.
Di akhir kegiatan juga dirangkai dengan deklarasi damai yang diwakili oleh peserta, baik dari tokoh agama maupun toko kerukunan, disaksikan oleh stakeholder para narasumber tadi.
“Hasil deklarasi itu kita sampaikan ke tingkat masyarakat. Alhamdulillah, para narasumber, Pak Bupati sangat respon sekali dan semua peserta juga sangat antusias dalam mengikuti kegiatan,” ujarnya.
Sebagai tindaklanjut dari kegiatan ini, pihaknya di MUI dan Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Morowali serta pemerintah daerah, juga akan melakukan doa bersama di tanggal 23 November.
“Kalau kemarin di Bahodopi, maka yang akan datang dilaksanakan di Desa Puntari Makmur, Kecamatan Witaponda. Kami juga memilih Desa Puntari Makmur, karena di sana juga masyarakatnya cukup majemuk, ada bermacam-macam agama, ada Islam, Hindu, Buddha, kristen dan lainnya ada di sana,” kata Mustasyar atau Dewan Penasehat NU Morowali ini.
Nantinya, kata dia, doa bersama itu tidak akan menghadirkan calon bupati atau wakil bupati, karena dikhawatirkan akan dimanfaatkan.
“Kami ingin bebas dari itu semua, kami tidak mau mengambil risiko sehingga kami sengaja tidak mengundang para kandidat,” pungkasnya.
Sebelumnya, Manager General Affair PT IMIP, Djoko Suprapto, mengatakan, pihaknya sangat mendukung kegiatan dialog tersebut.
Menurut Djoko, dialog kerukunan lintas agama itu penting dilakukan, mengingat dalam Kawasan IMIP sendiri terdapat puluhan ribu orang dari latar belakang agama dan suku yang berbeda-beda.
“Pada intinya dialog ini untuk saling mengingatkan bahwa semua umat beragama ini bersaudara, boleh beda pendapat tetapi persaudaraan tetap harus dijaga,” ujar Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) PT IMIP ini.
Ia berharap, situasi tetap berjalan kondusif, aman dan jauh dari hal-hal yang dapat menimbulkan perpecahan, khususnya menjelang Pilkada nanti.
“Sehingga yang bekerja bisa tenang bekerja, yang berusaha juga usahanya berjalan lancar, dari unsur pemerintahan juga demikian. Semua bisa merasa nyaman dan hidup rukun,” katanya. (RIFAY)