PALU – Ribuan orang memenuhi gedung pertemuan Sriti Convention Hall Palu pada acara deklarasi tokoh lintas agama untuk mendukung BerAmal (Bersama Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri) sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah, Ahad (03/11).
Dukungan dari para pemuka dan tokoh lintas agama ini karena Paslon BeraAmal dianggap sebagai calon pemimpin yang paling peduli terhadap rakyat kecil.
Sosok Ahmad Ali sendiri juga disebut paling toleran dari semua kandidat, sehingga dipercaya bisa berlaku adil untuk semua masyarakat ketika terpilih jadi gubernur.
“Ini (memilih gubernur) darurat, kalau pemimpin yang kita pilih baik, ini seperti mata air. Kalau mata airnya jernih dari atas, maka sampai ke bawah ikut jernih. Tapi kalau kotor dari atasnya, maka ke bawah ikut kotor,” ungkap Habib Muhsin Alhabsy, salah satu tokoh agama Islam.
Dia pun mengaku kenal sosok Ahmad Ali dan keluarganya. Menurut Imam Masjid Jami Kampung Baru Kota Palu itu, Ahmad Ali merupakan sosok dermawan.
Dia juga menyebut Ahmad Ali sebagai sosok yang mampu menyatukan semua kelompok masyarakat. Sehingga ketika jadi gubernur, suami Nilam Sari Lawira diyakini bisa menjadi pemimpin semua kalangan.
Sementara salah satu tokoh kristen di Poso, Pdt Rinaldy Damanaik mengungkap bagaimana Ahmad Ali menjadi salah satu tokoh penting dalam menciptakan perdamaian di Kabupaten Poso.
Dia pun menepis isu yang kerap dialamatkan ke sosok Ahmad Ali.
“Setiap lima tahun sekali bapak Ahmad Ali diserang isu teroris. Setiap momen Pemilu atau Pilkada selalu dia diserang dengan fitnah ini. Bagaimana mungkin teroris berulang-ulang datang ke rumah saya,” tegasnya.
Bahkan, kata dia, Ahmad Ali satu-satunya orang yang memfasilitasi pertemuan Sinode se-Sulawesi Tengah secara penuh.
“Mana ada orang lain seperti dia. Beliau (Ahmad Ali) harus kita usahakan untuk jadi gubernur Sulawesi Tengah. Jiwa mempersatukan umat itu ada pada beliau, itu yang perlu kita dukung,” ungkap deklarator perdamaian Poso itu.
Pernyataan serupa juga datang dari AKBP (Pur) Teddy D Salwati. Pensiunan perwira polisi itu mengaku punya pengalaman dan melihat langsung bagaimana kepedulian Ahmad Ali terhadap kemanusiaan tanpa melihat latar belakangnya.
Teddy bercerita bagaimana peran Ahmad Ali membantu masyarakat Sulawesi Tengah ketika terjadi bencana 2018 silam.
“Saat itu, beliau menelpon saya. Meminta saya membantu membagikan beras kepada semua masyarakat yang tertimpa bencana. Dia minta dibagikan ke semua orang tanpa melihat latar belakangnya. Makanya, kalau mau bicara soal toleransi, beliau orangnya. Kita tidak sedang mencari pemimpin agama atau pemimpin suku, kita sedang mencari pemimpin untuk Sulawesi Tengah. Dan beliau adalah sosok yang paling tepat,” tegas Teddy.
Deklarasi dukungan dibacakan oleh Habib Abdurrahman Aljufri bersama sejumlah perwakilan tokoh lintas agama, di antaranya tokoh Islam, kristen dan hindu, diikuti semua peserta yang hadir.
“Dukungan ini menambah beban saya, tapi dukungan ini semakin meneguhkan hati saya. Terima kasih atas dukungannya,” ujar Ahmad Ali.
Ia mengaku sempat berfikir hanya akan berjuang sendiri. Namun dengan hadirnya para tokoh agama, melipatgandakan semangatnya.
“Hadirnya para tokoh malam ini menambah kekuatan baru kepada saya,” tambahnya.
Berbicara soal toleransi, Ahmad Ali meminta agar semua pihak bisa berbicara jujur tanpa takut terintimidasi. Namun demikian, pemerintah harus hadir sebagai wadah dan memberikan rasa keadilan bagi semua kelompok masyarakat.
“Syarat utama bertoleransi itu hanya satu. Lepaskan topengmu saat bicara soal toleransi, ketika kita masih pakai topeng tidak ada kejujuran di sana,” tandasnya.
Beberapa waktu belakangan ini, dukungan kepada pasangan Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri terus menguat.
Bukan hanya deklarasi dari tokoh lintas agama, sejumlah relawan dan pendukung kandidat lain pun telah menyatakan sikap berbalik arah untuk mendukung calon gubernur dan wakil gubernur dengan tagline BERAMAL.
“Kita tidak boleh menang sedikit, kita harus menang mutlak supaya tidak ada yang ganggu guat lagi di Mahkama Konstitusi,” tegas Ahmad Ali. *