POSO – Kementerian Agama (Kemenag) Poso terus memprioritaskan program moderasi beragama di daerah tersebut melalui dialog kebangsaan.

Hal itu merupakan upaya dalam merawat perbedaan di tengah-tengah kemajemukan masyarakat Poso pada umumnya.

Dialog yang berlangsung di aula STT GKST Tentena itu, menghadirkan peserta dari akademisi, mahasiswa, penyuluh agama, majelis taklim, ormas, unsur Tripika dan pemerintah desa.

Kakan Kemenag Poso, Nasruddin mengatakan, perlu adanya sebuah proses dalam membangun toleransi antar umat beragama, dengan mengedepankan dialog serta bersikap terbuka.

“Sehingga kita dapat saling memahami, tanpa ada sikap saling curiga,” ujarnya, Jumat (23/8).

Kata dia, perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekuatan yang memperkaya hubungan dalam bermasyarakat.

“Perbedaan itu adalah sunatullah, kita tidak bisa menyama-nyamakan semuanya, manusia diciptakan berbeda-beda untuk saling kenal mengenal, kalau saja Tuhan berkehendak umat ini satu tidak ada kesulitan baginya,” tukasnya.

Olehnya, dengan menerapkan moderasi beragama, individu dan komunitas dapat berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang harmonis dan saling menghargai meskipun terdapat keragaman keyakinan.

Sementara itu, Pdt. Dr. I Gede Supradnyana, M. Th menambahkan, toleransi terwujud jika saling memahami, menyelami dan siap menerima perbedaan.

“Mari kita bersepakat untuk menyebarkan nilai-nilai toleransi di tengah tengah masyarakat,” tutupnya.

Reporter : Ishaq
Editor : Yamin