PALU – Aksi unjuk rasa yang dilakukan warga Kecamatan Tawaeli yang menyoal limbah fly ash dan bottom ash Perusahaan Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mpanau, berakibat pemadaman. Salah satu tuntutan massa agar PLTU tidak beroperasi, membuat PT PLN (Persero) Area Palu kehilangan daya.

Jika kondisi ini berlangsung secara terus menerus, dalam artian PLTU berhenti beroperasi secara total, maka sistem akan mengalami pemadaman 10 hingga 15 MW.

Manager PT PLN (Persero) Area Palu, Abas Saleh, Selasa (23/01), mengungkapkan, sejak adanya unjukrasa pada hari Senin, pihaknya terpaksa melakukan pengalihan beban guna mengantisipasi devisit akibat off-nya PLTU.

Namun kata dia, dengan adanya kondisi dua hari terakhir ini, PLN hanya kehilangan daya sebesar 5 MW dan akan berlangsung sejak pagi hingga pukul 16.00 Wita.

“Unjuk rasa di PLTU yang berlangsung hingga Selasa ini mengakibatkan gangguan operasional karena daya dari PLTU menurun sehingga seluruh penyulang 20 Kv yang bersumber dari  PLTU mengalami pemadaman. Atas ketidaknyamanan ini kami memohon maaf,” tutup Abas.

Dalam rangka pemadaman tersebut, PLN telah merilis jadwal pemadaman, mulai Senin hingga Rabu. Namun, jadwal tersebut bisa saja berubah, tergantung situasi dan kondisi yang ada saat ini. (HAMID)