“Latarnya negeri seribu megalit, tapi jalannya seribu lubang menggelitik
Langitnya dipenuhi bintang-bintang, tapi lampunya masih saja sering hilang”

Sepenggal syair puisi tanpa punya judul itu menggema di malam penutupan perayaan Festival Tampo Lore III, di kawasan Situs Pokekea, Desa Hanggira, Kecamatan Lore, Kabupaten Poso, Sabtu (29/06) lalu.

Diiringi gendang, suling dan gitar, puisi yang dibawakan oleh Sanggar Seni Tumbulino itu lantas direspon sorakan tawa para penonton yang menyaksikan.

Bait syair itu menuruti keresahan warga di Lembah Besoa dan pengunjung di wilayah yang telah dicanangkan Gubernur Sulawesi Tengah sebagai Negeri Seribu Megalit pada bulan Oktober 2023 lalu.

“Lihat saja jalan-jalan kemari, torang orang disini saja ngos-ngosan apalagi pengunjung,” ketus Rafael, Pendiri Sanggar Seni Tumbulino dari Desa Torire tersebut.

Musikalisasi puisi berlangsung kurang lebih 5 menit secara spontan diciptakan Fadel yang akrab disebut Papa Kebun.

Rafael (kanan), Pendiri Sanggar Seni Tumbulino. (FOTO: media.alkhairaat.id/Mun)

Bagi pegiat seni asal Lembah Napu itu, permasalahan jalan berlubang ini akan mengganggu para wisatawan yang ingin berkunjung menuju lokasi situs sejarah purbakala itu.

Terlebih wilayah berjarak sekitar 170 km dari pusat pemerintahan provinsi Sulteng, telah memiliki deretan desa wisata unggulan.

Bila merujuk pada laman Jejaring Desa Wisata (Jadesta), terdapat 21 Desa yang masuk dalam deretan Desa Wisata di Kabupaten Poso.

Dengan kondisi jalan berlubang situasi perjalanan akan semakin parah bila musim penghujan tiba. Medan perjalanan kendaraan yang berlumpur semakin sulit dilalui sehingga membutuhkan waktu tempuh perjalanan wisatawan lebih lama.

“Mestinya persoalan jalan segera diperbaiki, apalagi di Lembah Besoa sudah banyak desa wisata. Wisatawan seharusnya membawa pulang kenangan kerinduan dari Besoa,” tutup Rafael yang saat ini tengah menempuh pendidikan di Universitas Tadulako.

Sebelumnya saat diwawancara Media Alkhairaat, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Poso, Yusak Mentara, mengatakan, pada tahun 2024 ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Poso telah menggelontorkan dana kurang lebih Rp30 miliar untuk menghubungkan akses jalan Lore Selatan dan Lore Tengah.

Ke depan, pihaknya bisa menjamin akses jalan menuju Negeri Seribu Megalit sudah baik untuk dilalui oleh pengunjung.