Agama Islam dibangun atas fondasi rahmat. Dalam Al-Qur`an, kasih sayang dipresentasikan dalam kata Ar-Rahmah (kasih sayang).

Kasih sayang merupakan sifat Allah SWT yang paling banyak diungkapkan dalam Al-Qur’an dengan bentuk kata berbeda yaitu “Ar-Rahman” (Yang Maha Pengasih) yang biasanya dirangkaikan dengan kata “Ar-Rahim” (Yang Maha Penyayang).

Allah SWT juga telah menjadikan kasih sayang sebagai bagian dari penciptaan bumi dan segala isinya.

Seperti yang tertuang dalam sabda Nabi SAW. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW. berkata: Allah SWT menciptakan rasa kasih sayang itu menjadi seratus bagian. Sembilan puluh sembilan daripadanya disimpan di sisi-Nya, sedangkan satu bagian diturunkan ke bumi. Dengan kasih sayang yang satu bagian itulah para makhluk saling berkasih sayang, sehingga sehingga kuda pun mengangkat kakinya karena takut anaknya terinjak.” (H. R. Muslim)

Manusia penyayang yang pernah hadir dimuka bumi ini adalah Khalifah Umar Ibnu Khattab.

Dikisahkan, sang khalifah jatuh iba ketika melihat seekor burung pipit yang dibuat mainan seorang anak kecil. Beliau membelinya, lalu melepaskannya ke angkasa. Kemudian, sekian waktu berlalu, seorang ulama bermimpi bertemu khalifah yang telah meninggal dan meyakini bahwa Sayidina Umar telah dikaruniai kebahagiaan surga.

”Tinggalkan hambaKu ini. Jangan kalian takut-takuti. Aku menyayanginya. Dan segala dosanya telah Kuampuni karena ia telah menyayangi seekor burung pipit di dunia. Pahalanya, Kusayangi ia di akhiratnya’‘ terdengar suatu suara yang menghardik dua malaikat yang mau menanyai sang Khalifah di alam kubur.

Subhanallah. Khalifah Umar telah dikaruniai sorga karena sifat dan tindakan sayangnya, telah melebihi kedermawanannya, keadilannya, dan kezuhudannya.

Rasa sayang kepada sesama makhluk mampu menjalin persaudaraan antarmanusia dan melanggengkan hubungan manusia dengan alam. Rasa sayang sang Khalifah telah menjangkau secara luas tentang kelestarian alam.

Sifat dan perilaku kasih sayang manusia adalah gambaran pada cermin dari sifat-sifat Allah Yang Maha Pemurah – Yang Maha Penyayang. Sifat itu telah mengantarkan siapa pun untuk berbelaskasih kepada sesama, tanpa memandang agama, golongan, dan kepentingan. Bahkan terhadap hewan, tumbuhan, dan alam benda (tanah, air, api, udara, zat), tak terkecuali sehingga hal itu merupakan pengejawantahan tanggungjawab atas kelestarian alam.

Allahu Akbar. Seperti yang selalu disinggung Al-Qur’an, makhluk-makhluk di luar manusia itu sesungguhnya hidup persis seperti kita. Mereka juga bisa memberikan kasih sayangnya kepada kita sebagai balasan kasih sayang yang kita berikan kepada mereka, sehingga kita bersama mereka dapat hidup tenteram dan menyenangkan.

Mengasihi adalah mencurahkan segenap rasa kasih sayang yang ada pada diri kita dengan bersikap baik, dan mendoakan kebaikan pada makhluk Allah SWT. Walaupun pada makhluk yang tak berakal, kecuali pada binatang yang kita disuruh untuk membunuhnya dengan cara yang baik.

Dengan mengasihi mereka maka kita akan dikasihi yang ada dilangit yaitu para malaikat yang jumlahnya melebihi makhluk yang ada di bumi.

Salah satu wujud kasih sayang kita kepada sesama mukmin, juga bisa diwujudkan dengan mendoakan untuk kebaikan mereka, saling mengingatkan dalam hal ketaatan dan kemaksiyatan atau amar ma’ruf nahi munkar, serta dakwah kepada keislaman pada orang-orang yang belum masuk ajaran islam dengan lemah lembut tetapi dengan penuh ketegasan. Agar semua manusia bisa selamat dunia dan akhirat.

Kasih sayang tidak hanya bermanfaat untuk orang lain, tetapi juga untuk diri kita sendiri. Seseorang yang mempunyai jiwa pengasih akan lebih mudah diterima dalam lingkungannya dan akan lebih dihormati, serta akan mendapatkan husnul khatimah pada akhir hayatnya.

Oleh karena itu, mari berbagi kasih sayang, jalin persaudaraan, pererat silaturrahmi, terapkan budi pekerti dan akhlak yang baik sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)