MAROS – Kawasan wisata Rammang-Rammang di Salenrang, Kabupaten Maros, menjadi salah satu target penghijauan PT Vale Indonesia Tbk, di awal tahun 2024 ini.
Kawasan yang menjadi bagian dari Geopark Maros-Pangkep yang telah mendapat pengakuan dari Unesco ini mendapat donasi 5.000 bibit pohon dari PT Vale. 5000 bibt itu terdiri dari 3.000 bibit pohon kayu putih dan 2.000 bibit pohon sukun.
Bantuan bibit diserahkan Chief Technical Officer PT Vale Indonesia Jinan Syakir kepada Koordinator Koordinator Komunitas Anak Sungai Rammang-rammang, Iwan Dento dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Desa Salenrang.
Penyerahan disaksikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan Andi Hasbi, Director of Environment & Permit Management PT Vale Indonesia Zainuddin, dan Director External Relations PT Vale, Endra Kusuma, belum lama ini.
Chief Technical Officer PT Vale, Jinan Syakir, menjelaskan, komitmen PT Vale terhadap lingkungan sangat tinggi, untuk itu dimanapun berada Perseroan senantiasa ingin andil dalam percepatan pemulihan lingkungan melalui penanaman pohon.
Salah satunya dengan ikut menyalurkan lebih dari 5.000 bibit pohon ke Kawasan Wisata Rammang-rammang.
“PT Vale punya visi untuk memperbaiki kehidupan, dan berkomitmen untuk tumbuh bersama stakeholder yang ada. Kita punya tagline 3P, yakni people, planet and profit. Jadi yang pertama adalah manusia, lalu planet. Terakhir baru profit atau keuntungan,” ungkap Jinan Syakir.
Jinan menjelaskan, pilihan PT Vale untuk menyalurkan ribuan bibit pohon tersebut karena Rammang-rammang merupakan destinasi wisata yang melibatkan sektor mikro dan komunitas-komunitas masyarakat sebagai pelaku utama.
Rammang-rammang di Desa Salenrang merupakan kawasan wisata yang masuk terbaik lima nasional Desa Wisata dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2023. Pada tahun yang sama, Rammang-rammang juga ditetapkan sebagai Kampung Iklim Lestari oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Ini adalah area yang bisa dijadikan referensi baik dari sisi lokasi wisata yang diberdayakan menjadi area ekonomi, maupun lingkungan karena ini memang lahannya bisa mewakili. Ini kan air payau, kalau (bibit-bibit pohon) bisa tumbuh dengan baik, akan menghidupkan sirkuler ekonomi di sini, itulah salah satu alasan kenapa kita memilih menyalurkan bibit pohon di kawasan ini,” jelasnya.
Menurut Jinan Syakir, upaya penghijauan PT Vale di Rammang-rammang merupakan langkah rehabilitasi Perseroan di luar area operasi. Menurut Jinan, PT Vale terus berkontribusi untuk merehabilitasi hutan dan Daerah Aliran Sungai (DAS) di luar area operasional, seperti di Barru, Maros hingga Toraja.
“Kita juga lakukan penghijauan di luar Sulsel seperti di Sumedang, Tasikmalaya dan Pangandaran di Jawa Barat dan di Nusa Penida Bali. Ini sesuai komitmen kita dengan KLHK (Kementeian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), ketika kita mendapat Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan. KLHK akan menunjukkan daerah-daerah mana saja yang bisa direhabilitasi,” ungkapnya.
Untuk menggencarkan penghijauan itu, PT Vale sebelumnya telah menghadirkan fasilitas nursery serta pusat pembibitan Taman Kehati Sawerigading Wallacea di Sorowako dengan kapasitas produksi 700 ribu bibit pohon per tahun.
Koordinator Komunitas Anak Sungai Rammang-rammang, Iwan Dento menyampaikan apresiasi untuk PT Vale, karena bukan sekadar menyalurkan bantuan bibit pohon, namun juga menyalurkan pohon-pohon yang tepat untuk kawasan Rammang-rammang.
“Kami awalnya dikirimi 2.000 pohon kayu putih. Ini pohon yang produktif, karena selain daunnya bisa disuling menjadi minyak kayu putih, ini juga pengusir nyamuk. Kemudian dikirmi 1.500 pohon sukun dan nangka. Pohon sukun ini bisa tumbuh di daerah agak asin, bisa memperbaiki sistem air dan buahnya bisa digoreng. Lalu menyusul 500 pohon jeruk, sehingga nantinya lebih dari 5.000 pohon yang dikirimkan PT Vale,” ungkap dia.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Hasbi menekankan kepada kelompok-kelompok masyarakat di Salenrang yang memanfaatkan bibit tersebut, untuk merawat dengan baik.
“Ini butuh perawatan yang serius, karena 5.000 lebih bibit pohon ini berarti kita akan merawat tanaman di lahan yang sangat luas. Jika satu hektare saja ditanami 400 pohon, tentu lahannya luas dan perawatannya harus serius,” imbaunya.
Dia pun mengingatkan bahwa menanam pohon itu dalam agama adalah sebuah amal jariyah. Sehingga pahalanya akan terus mengalir, selama pohon terus memberi manfaat bagi orang banyak.
Adapun Kepala Kantor Kecamatan Bontoa, Mulyadi, mengungkapkan cara terbaik dan jangka panjang untuk memperbaiki kualitas air adalah menanam pohon. Karena itu, dia pun mengingatkan masyarakat untuk terus menanam pohon. *