PALU – Warga Kelurahan Besusu, Kecamatan Palu Timur, khususnya yang bermukim di Jalan Hayam Wuruk, mengeluhkan pekerjaan drainase. Pasalnya, pekerjaan yang dilakukan rekanan dinilai tidak sesuai prosedur, karena timbunan yang digunakan hanya menggunakan material dari hasil galian itu sendiri.

Warga Besusu Barat, Mustakim, Senin (11/12), mengatakan, material galian itu tidak murni dari tanah, namun ada campuran comberan yang dipenuhi sampah plastik dan lainnya. Dikhawatirkan, drainase tersebut akan jebol.

Selain itu, kondisi penutup drainase dari beton juga memprihatinkan sebab sudah terlihat retak.

“Kami menilai pekerjaan ini sangat tidak layak dan tidak memenuhi standar,” katanya.

Dia mengaku sudah menyampaikan perihal tersebut ke pihak DPRD Kota Palu. Sayangnya, dia tidak menemukan seorang pun anggota dewan di gedung parlemen Jalan Moh Hatta itu.

Terpisah, anggota DPRD Kota Palu, Raoda, membenarkan kondisi pekerjaan dimaskud. Politisi Partai Golkar itu langsung melihat kondisi drainase. Ketika dirinya menegur pengawas, pekerja langsung berhenti dan meninggalkan lokasi.

“Betul pak, timbunan yang mereka gunakan itu tanah pece. Kata pengawasnya nanti mereka timbun lagi dengan palupi,” sebutnya.

Dia juga sependapat dengan warga bahwa pekerjaan itu menyalahi aturan. Material galian yang seharusnya dibuang, malah dijadikan sebagai bahan timbunan. (YUSUF)