PALU – Sekretariat Dewan (Sekwan) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) diberi tanggung jawab oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng untuk membina tiga desa di Kabupaten Sigi.

Tiga desa yang dimaksud adalah Desa Rogo, Walatana dan Desa Baluase.

Pembinaan tiga desa ini merupakan bagian dari Program Tangguh Bersinar dalam rangka penanggulangan stunting dan penurunan angka kemiskinan yang diketuai oleh Wakil Gubernur Sulteng.

Menurut Sekretaris DPRD Sulteng, Siti Rahmi Amir Singi, program ini sesuai Keputusan Gubernur Sulteng Nomor : 400.9.14/24/Bapeda-Q.ST/2024 tentang Lokasi dan Sasaran Orang Tua Asuh Program Terpadu Percepatan Penurunan Stunting dan Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Perangkat Daerah, yang telah dibagi per lokasi.

“Kenapa disatukan stunting dengan kemiskinan, sebenarnya untuk mempermudah dan untuk mencari juga kalau orang dikategorikan stunting, otomatis dia miskin karena mungkin gizinya tidak tercukupi karena pendapatan orang tuanya tidak stabil,” kata kata Sekwan, di ruang kerjanya, Senin (12/02).

Kata dia, semua perangkat daerah diberikan tugas dalam program tersebut.

Pihaknya sendiri mengintervensi jumlah keluarga berisiko stunting, masing-masing 106 di Walatana, 276 di Desa Rogo dan 204 di Baluase.

“Ada dua tahap pelaksanaan dalam program ini, yang pertama adalah tahap persiapan yang dilakukan oleh Bappeda selaku pengampuh, terdiri dari pembuatan juknis yang kini telah diterbitkan dan sedang dalam tahap pelaksanaan yang melibatkan perangkat daerah, BUMD melalui CSR. Tahap kedua adalah pelaksanaan,” kata Sekwan, di ruang kerjanya, Senin (12/02).

Sampai saat ini, lanjut dia, pihaknya telah melakukan dua kali tahap identifikasi. Pertama, bertemu dengan Sekretariat DPRD Sigi untuk melakukan pendampingan, Dinas Kesehatan Sigi, Bappeda Sigi, camat hingga kepala puskesmas.

“Kami sudah melakukan rapat untuk mengetahui apa yang menjadi kendala Pemerintahan Sigi dalam penurunan stunting dan kemiskinan ini. Kemudian kami melakukan peninjauan lokasi,” jelasnya.

Menurutnya, identifikasi itu bukan hanya sekali karena ada identifikasi awal dan identifikasi data.

“Untuk mendapatkan data yang lebih akurat kami membutuhkan waktu satu sampai dua minggu ke depan,” ujarnya.

Ia berharap, dalam pekan ini pihaknya sudah bisa melakukan identifikasi secara penuh dengan hasil yang maksimal. RIFAY