94 Anak Dilaporkan Hilang

oleh -
Irmayanti Petalolo

PALU – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulteng mencatat sebanyak 94 laporan kehilangan anak, pascabencana alam yang melanda Kota Palu, Donggala dan Sigi (Pagasi), akhir September lalu.

Dari total 94 anak tersebut, 50 di antaranya adalah perempuan dan 44 lainnya laki-laki.

Kepala DP3A Sulteng, Irmayanti Petalolo, Selasa (27/11), mengatakan, pelaporan anak hilang tersebut ada yang melalui OPD, DP3A sendiri maupun lewat Yayasan Sayangi Tunas Cilik.

Saat ini, kata dia, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik LSM maupun relawan dalam upaya perlindungan perempuan dan anak.

“Termasuk bagaimana kita menyikapi dan menindaklanjuti laporan tersebut. Untuk itu, bagi pihak yang menemukan anak-anak tersebut, agar segera menginformasikan kepada kami. Kami akan mengambil anak tersebut. Kalaupun tidak ada sanak keluarga, maka kewajiban pemerintah untuk melindungi dan memeliharanya,” katanya.

BACA JUGA :  HUT Golkar akan Dilanjutkan Kampanye BERAMAL, Panitia Sudah Konsultasikan ke Bawaslu

Dia menambahkan, pascabencana lalu, banyak warga yang mengungsi ke beberapa daerah, salah satunya Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Saat mengungsi, ada yang menggunakan kendaraan pribadi maupun melalui pesawat Hercules milik TNI AU.

Pada saat mengungsi, ada yang bersama keluarga, kerabat atau tetangga. Namun ada juga yang sendiri-sendiri.

“Tapi beberapa minggu usai kejadian, ada laporan berkaitan dengan anak yang terpisah dengan orang tuanya,” katanya.

BACA JUGA :  Cudy-SAH Targetkan Kemenangan 65 Persen

Kemudian, kata dia, berkembang berbagai berita di media sosial (medsos), mengenai anak-anak korban bencana yang diadopsi.

Pihaknya pun telah ditugaskan ke Sulsel untuk mengecek kebenaran informasi tersebut, sambil berkordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Sulsel, Dinsos Kabupaten Gowa, TP2A Makassar dan pihak Yayasan Akar Pandita, serta berbagai pihak lainnya.

Ternyata, kata dia, anak-anak pengungsi yang ada di Sulsel tersebut, sebagian besar bersama keluarganya.

“Tidak ada proses adopsi. Ini adalah keterangan resmi dari Kadis Sosial Sulsel maupun Kadis Sosial Kabupaten Gowa serta posko-posko dan pihak rumah sakit yang dikunjungi,” tuturnya. (IKRAM)